Maaf, Kurs Rupiah Kembali Menang Terhadap Mata Uang Global

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
08 November 2018 20:52
Maaf, Kurs Rupiah Kembali Menang Terhadap Mata Uang Global
Foto: Seorang karyawan menghitung uang kertas Rupiah di kantor penukaran mata uang di Jakarta, Indonesia 23 Oktober 2018. Gambar diambil 23 Oktober 2018. REUTERS / Beawiharta
Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah lagi-lagi ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Kondisi itu melanjutkan tren penguatan selama dua hari sebelumnya. 

Pada Kamis (8/11/2018), US$ 1 sempat dibuka melemah di posisi Rp 14.596. Rupiah melemah dibandingkan penutupan kemarin di level Rp 14.575/US$.  



Saat memasuki tengah hari, rupiah mulai berbalik arah. Penguatan mulai terjadi dan terus berlangsung hingga penutupan perdagangan. Rupiah ditutup pada level Rp 14.535/US$ atau menguat 0,27% dibandingkan penutupan kemarin.  

Tidak hanya dolar AS, rupiah pun berhasil menguat terhadap sejumlah mata uang negara kawasan. Berikut data perdagangan kurs rupiah dengan beberapa mata uang Asia hingga pukul 17:23 WIB: 



Penguatan tertinggi rupiah terjadi pada yuan yaitu 0,41% disusul euro (0,28%) dan poundsterling (0,24%). Apa kiranya rahasia rupiah bisa melanjutkan keperkasaannya hingga hari ini? 
Salah satu faktor yang mendorong keperkasaan rupiah, yaitu masuknya aliran modal asing. Pada penutupan pasar saham hari ini, aliran modal asing yang masuk mencapai Rp 1,1 triliun. Investor nampaknya belum tergoda mencairkan cuannya, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menguat 8 hari beruntun.
 
Apalagi, Bank Indonesia (BI) kemarin merilis data terbaru cadangan devisa (cadev) yang naik untuk pertama kalinya. Per Oktober 2018, posisi cadev di level US$ 115,2 miliar atau naik sekitar US$ 353 juta dibandingkan bulan lalu.
 
Kenaikan ini ditopang oleh menurunnya defisit neraca migas serta penarikan Utang Luar Negeri (ULN) oleh pemerintah.
 
"Peningkatan cadangan devisa pada Oktober 2018 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas dan penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah, dan stabilisasi nilai tukar rupiah," tulis bank sentral dalam rilisnya.
 
Peningkatan cadev akan memicu penilaian, jika daya tahan ekonomi Indonesia terhadap risiko eksternal akan lebih kuat dari sebelumnya. Hal tersebut menggoda investor asing masuk kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia.  

Ini menjadi salah satu obat kuat bagi rupiah, sehingga mampu melanjutkan keperkasaannya terhadap mata uang global.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular