Ikuti Bursa Utama Asia, IHSG Dibuka Menguat 0,31%
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
07 November 2018 09:42
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memulai perdagangan hari ini, Selasa (6/11/2018) dengan menguat 0,31% ke Level 5.942. Hampir semua indeks sektor menguat kecuali aneka industri dan infrastruktur.
Menguatnya IHSG tidak terlepas dari kondisi global yang cenderung kondusif. Hal ini dicerminkan dalam penguatan bursa Wall Street Amerika Serikat (AS), Selasa (6/11/2018) waktu setempat yang kembali menguat. Hal ini turut memberi angin segar kepada bursa utama Asia termasuk bursa Indonesia.
Bursa utama Asia bergerak menghijau hingga berita ini dimuat, Nikkei terpantau naik 1,2%, Kospi naik 0,65%, Hang Seng naik 0,2% dan ASX juga naik 0,6%.
Aura meredanya perang dagang, dimana Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk bertemu di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina) akhir bulan ini. Diharapkan bisa melahirkan solusi untuk mengakhiri perang dagang Washington-Beijing.
(yam/roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Menguatnya IHSG tidak terlepas dari kondisi global yang cenderung kondusif. Hal ini dicerminkan dalam penguatan bursa Wall Street Amerika Serikat (AS), Selasa (6/11/2018) waktu setempat yang kembali menguat. Hal ini turut memberi angin segar kepada bursa utama Asia termasuk bursa Indonesia.
Mike Pompeo (Menteri Luar Negeri AS) yang dijadwalkan akan bertemu pejabat Korea Utara di New York pada Kamis waktu setempat. Menurut keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri AS, Pompeo akan melakukan pembicaraan dengan Kim Yong Chol, Penasihat Senior Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Benar saja, Rupiah pukul 9:00 WIB juga diperdagangkan lebih tinggi, yakni pada level Rp 14.785/dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot. Rupiah menguat 0,1% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Rencana Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan data cadangan devisa bulan Oktober 2018, berpotensi mengangkat kinerja indeks sektor keuangan. BI dalam keterangannya di Jakarta kemarin, Selasa (6/11/2018), mengatakan sudah dua pekan tidak melakukan intervensi di pasar valas, artinya cadangan devisa berpotensi tidak mengalami penurunan terlalu jauh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Rencana Bank Indonesia (BI) yang akan mengumumkan data cadangan devisa bulan Oktober 2018, berpotensi mengangkat kinerja indeks sektor keuangan. BI dalam keterangannya di Jakarta kemarin, Selasa (6/11/2018), mengatakan sudah dua pekan tidak melakukan intervensi di pasar valas, artinya cadangan devisa berpotensi tidak mengalami penurunan terlalu jauh.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/roy) Next Article Tersengat Dampak Corona, IHSG Ambles Lebih 4%
Most Popular