Harga Obligasi Pemerintah di Pasar Sekunder Diprediksi Naik

Irvin Avriano, CNBC Indonesia
07 November 2018 08:53
Investor bisa melakukan strategi trading yang memanfaatkan momentum kenaikan harga.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar memprediksi harga obligasi rupiah pemerintah di pasar sekunder akan menguat karena hasil positif lelang kemarin.

I Made Adi Saputra, Head of Fixed Income Research PT MNC Sekuritas, dalam risetnya menyatakan sukses dan ramainya lelang surat berharga negara (SBN) kemarin akan diperkuat sentimen positif pergerakan nilai tukar rupiah yang mulai stabil di bawah Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Faktor yang akan memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang negara di pasar sekunder adalah data cadangan devisa bulan Oktober 2018 yang akan disampaikan oleh Bank Indonesia pada hari ini serta data Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan III 2018 yang akan disampaikan pada hari Jum'at, 9 November 2018," ujarnya hari ini (7/11/18).


Adi dan tim juga menyarankan investor untuk melakukan strategi trading yang memanfaatkan momentum kenaikan harga.

Namun, lanjutnya, pelaku pasar perlu mewaspadi adanya aksi ambil untung (profit taking) oleh investor dikarenakan harga Surat Utang negara yang mulai mendekati area jenuh beli.

Kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin hingga mencapai 90 basis poin (bps) yang terjadi pada hampir seluruh seri SBN sehingga mendorong terjadinya penurunan imbal hasil yang berkisar antara 2 bps hingga 15 bps dengan rata - rata penurunan imbal hasil (yield) sebesar 8 bps.


Penguatan tersebut meneruskan reli kenaikan harga yang sudah terjadi sejak Senin pekan lalu.

Selain itu, tuturnya, data ekonomi domestik yang akan disampaikan pada pekan ini akan berpotensi menjadi faktor pergerakan harga SBN di pasar sekunder.

Dia merekomendasi beberapa seri yang dinilai cukup menarik untuk diperdagangkan diantara adalah SR008, SR009, FR0053, FR0061, FR0035, FR0043, FR0070, dan FR0054.


Kemarin, lanjut Adi, imbal hasil surat utang global di pasar bergerak dengan arah perubahan yang bervariasi di mana yield obligasi pemerintah negara-negara maju naik.

Dia mengatakan imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik terbatas menjadi 3,212% adapun untuk tenor 30 tahun justru mengalami penurunan di level 3,426% jelang pelaksanaan pemilihan umum tengah waktu (midterm election).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ray) Next Article Angkasa Pura 2 Terbitkan Surat Utang Rp 2,25 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular