
Menguat Tajam di November, Depresiasi Rupiah Tinggal 9,51%
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
06 November 2018 11:35

Dari global, faktor meredanya tensi perang dagang antara AS dan China memberi imbas positif bagi pasar keuangan global, tak terkecuali Indonesia.
Tanda-tanda meredanya hubungan panas kedua negara berasal dari penyataan Penasehat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow. Menurutnya, pimpinan kedua negara berencana untuk bertemu di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina) akhir bulan ini. Presiden AS Donald Trump menyatakan arah pembicaraan kedua negara cukup positif.
"Diskusi dengan China sangat baik. Kami berdua semakin dekat untuk mencapai sesuatu. Saya rasa kami akan mencapai kesepakatan dengan China, dan itu akan adil untuk semua," kata Trump kepada jurnalis di Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
Imbas dari tanda-tanda rujuknya kedua negara menghembuskan risk appetite (berburu instrumen investasi beresiko) kembali tumbuh. Sejak awal November, aliran modal asing bersih yang masuk ke pasar saham telah mencapai Rp 4,96 triliun.
Modal asing yang melimpah ikut memberikan angin segar bagi rupiah, sehingga mampu menguat tajam.
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular