
Pertumbuhan Ekonomi Melambat, IHSG Sesi I Terkoreksi 0,15%
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
05 November 2018 12:50

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan sesi I dengan melemah 0,15% ke level 5.897. Investor asing masih melanjutkan reli pembelian (net buy) senilai Rp 416 miliar.
Meskipun masih inflow, asing membukukan jual bersih Rp 52 triliun dari awal tahun. Saham paling banyak diborong asing antara lain: ASII (Rp 54,6 miliar), BBCA (Rp 47 m), GGRM (Rp 34 m), HMSP (Rp 21 m). Pembelian asing pada saham blue chip tersebut turut menahan kejatuhan IHSG lebih dalam.
Nilai transaksi lebih rendah dibandingkan sesi I kemarin, hanya Rp 3 triliun, dengan saham paling banyak ditransaksikan antara lain: POOL (+0,22%), PGAS (+1%), BBCA (+0,83%), RIMO (tidak berubah) dan MABA (-0,47%).
Tanda-tanda kejatuhan IHSG mulai terlihat ketika mengawali perdagangan dengan pelemahan 0,19%, karena dipengaruhi bursa-bursa global yang kembali berguguran.
Bursa Amerika Serikat (AS) yang kembali terkoreksi menyebabkan bursa utama Asia juga kembali terkoreksi. Dow Jones turun 0,43%, S&P 500 terkoreksi 0,63% dan Nasdaq tergelincir 1,04%.
Indeks secara perlahan mampu bangkit dan mencatatkan level terkuatnya pada pukul 9:20 WIB ke level 5.926 (+0,34%), penguatannya dipengaruhi euforia rilis data laporan keuangan Kuartal III-2018 yang bertumbuh cukup baik dan didorong kenaikan saham industri rokok karena cukai batal naik.
Selanjutnya, IHSG kembali terkoreksi dan bergerak volatile antara zona hijau dan merah karena menunggu rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2018.
Akhirnya BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2018 tumbuh 5,17% (year on year), mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya di 5,27%.
Lalu, kemana IHSG pada sesi dua akan bergerak? TimRiset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Berdasarkan analisis secara teknikal, kami memperkirakan IHSG pada sesi II akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah, rentang pergerakannya kami perkirakan antara 5.900 hingga 5.850.
Secara pola, grafik yang terbentuk adalah bearish harami, yang mencerminkan penurunan, meskipun kekuatannya kurang terlalu kuat.
Berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga, indeks masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5), artinya indeks masih mungkin dalam tren kecenderungan menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Meskipun masih inflow, asing membukukan jual bersih Rp 52 triliun dari awal tahun. Saham paling banyak diborong asing antara lain: ASII (Rp 54,6 miliar), BBCA (Rp 47 m), GGRM (Rp 34 m), HMSP (Rp 21 m). Pembelian asing pada saham blue chip tersebut turut menahan kejatuhan IHSG lebih dalam.
Nilai transaksi lebih rendah dibandingkan sesi I kemarin, hanya Rp 3 triliun, dengan saham paling banyak ditransaksikan antara lain: POOL (+0,22%), PGAS (+1%), BBCA (+0,83%), RIMO (tidak berubah) dan MABA (-0,47%).
Bursa Amerika Serikat (AS) yang kembali terkoreksi menyebabkan bursa utama Asia juga kembali terkoreksi. Dow Jones turun 0,43%, S&P 500 terkoreksi 0,63% dan Nasdaq tergelincir 1,04%.
Indeks secara perlahan mampu bangkit dan mencatatkan level terkuatnya pada pukul 9:20 WIB ke level 5.926 (+0,34%), penguatannya dipengaruhi euforia rilis data laporan keuangan Kuartal III-2018 yang bertumbuh cukup baik dan didorong kenaikan saham industri rokok karena cukai batal naik.
Selanjutnya, IHSG kembali terkoreksi dan bergerak volatile antara zona hijau dan merah karena menunggu rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2018.
Akhirnya BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2018 tumbuh 5,17% (year on year), mengalami penurunan dibandingkan periode sebelumnya di 5,27%.
Lalu, kemana IHSG pada sesi dua akan bergerak? TimRiset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Berdasarkan analisis secara teknikal, kami memperkirakan IHSG pada sesi II akan bergerak variatif dengan kecenderungan melemah, rentang pergerakannya kami perkirakan antara 5.900 hingga 5.850.
Secara pola, grafik yang terbentuk adalah bearish harami, yang mencerminkan penurunan, meskipun kekuatannya kurang terlalu kuat.
Berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga, indeks masih bergerak di atas garis rerata harganya selama lima hari (moving average/MA5), artinya indeks masih mungkin dalam tren kecenderungan menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Insentif Ditebar, Bisakah IHSG Keluar dari Tekanan di Sesi 2?
Most Popular