
BI Bantah Kenaikan Suku Bunga Hambat Pertumbuhan Ekonomi
Monica Wareza, CNBC Indonesia
02 November 2018 13:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menilai kenaikan suku bunga acuan tidak menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Bahkan bank sentral menilai investasi tetap tumbuh cukup kencang.
Hal tersebut ditegaskan oleh Perry Warjiyo, Gubernur BI, kala dijumpai wartawan di gedung BI, Jakarta, Jumat (2/11/2018). Menurutnya, konsumsi dan investasi (dua mesin utama pertumbuhan ekonomi) masih cukup bagus pada kuartal III-2018.
(aji/aji) Next Article Nah Lho! BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan PDB ke 4,3% di 2021
Hal tersebut ditegaskan oleh Perry Warjiyo, Gubernur BI, kala dijumpai wartawan di gedung BI, Jakarta, Jumat (2/11/2018). Menurutnya, konsumsi dan investasi (dua mesin utama pertumbuhan ekonomi) masih cukup bagus pada kuartal III-2018.
"Konsumsi masih bagus, investasi lebih bagus lagi. Bisa (tumbuh) di atas 7%. Cukup baik," kata Perry.
Meski begitu, Perry mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III-2018 melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Perlambatan itu lebih disebabkan oleh faktor net ekspor (selisih ekspor-impor), bukan konsumsi dan investasi.
"Impor memang tumbuh tinggi, sejalan dengan current account deficit (defisit transaksi berjalan) yang lebih tinggi. Makanya kita perkirakan pertumbuhan ekonomi tidak setinggi kuartal sebelumnya," kata Perry.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan merilis data pertumbuhan ekonomi pada awal pekan depan. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2018 sebesar 5,14% secara year-on-year (YoY).
Sementara secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ) adalah 3,06%. Kemudian untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 diperkirakan 5,16% YoY.
Ekspektasi pasar menunjukkan adanya perlambatan. Pada kuartal II, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,27% YoY. Namun untuk keseluruhan tahun, ada perbaikan karena ekonomi Indonesia pada 2017 tumbuh 5,07% YoY.
"Impor memang tumbuh tinggi, sejalan dengan current account deficit (defisit transaksi berjalan) yang lebih tinggi. Makanya kita perkirakan pertumbuhan ekonomi tidak setinggi kuartal sebelumnya," kata Perry.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan akan merilis data pertumbuhan ekonomi pada awal pekan depan. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2018 sebesar 5,14% secara year-on-year (YoY).
Sementara secara kuartalan (quarter-to-quarter/QtQ) adalah 3,06%. Kemudian untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 diperkirakan 5,16% YoY.
Ekspektasi pasar menunjukkan adanya perlambatan. Pada kuartal II, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,27% YoY. Namun untuk keseluruhan tahun, ada perbaikan karena ekonomi Indonesia pada 2017 tumbuh 5,07% YoY.
(aji/aji) Next Article Nah Lho! BI Pangkas Proyeksi Pertumbuhan PDB ke 4,3% di 2021
Most Popular