Pasar Bond Naik Lagi, Berpotensi Lanjutkan Reli

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
02 November 2018 10:30
Harga obligasi rupiah pemerintah kembali menguat terbatas pada awal perdagangan hari ini.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah kembali menguat terbatas pada awal perdagangan hari ini, dan berpotensi menggenapi reli harga dalam empat hari terakhir. 

Data Refinitiv menunjuk kanmenguatnya harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield) dengan rerata penurunan 4 basis poin (bps). Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. 

Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang paling terkoreksi adalah seri panjang 20 tahun FR0075 dengan penurunan yield 6 bps menjadi 8,89%. 

Seri acuan lain yang menguat adalah seri 10 tahun dan 15 tahun dengan penurunan yield 2 bps dan 6 bps menjadi 8,49% dan 8,72%. 

Seri acuan 5 tahun masih stagnan hingga berita ini dibuat.

Yield Obligasi Negara Acuan 2 Nov 2018
SeriBenchmarkYield 1 Nov 2018 (%) Yield 2 Nov 2018 (%)Selisih (basis poin)
FR0063 5 tahun8.3128.3120.00
FR0064 10 tahun8.5228.496-2.60
FR0065 15 tahun8.7938.726-6.70
FR0075 20 tahun8.9678.898-6.90
Avg movement-4.05
Sumber: Refinitiv 

Tadi pagi, pelaku pasar memprediksi pasar obligasi hari ini akan positif.

Maximilianus Nico Demus, Associate Director PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, menyatakan prediksi positifnya pasar akan dipengaruhi oleh peluang damai antara Amerika Serikat (AS) dan China.

"Sehingga ada potensi bea masuk yang selama ini dikenakan akan dicabut. Angin segar ini akan menjadi kunci pergerakan pasar dalam bulan ini," ujarnya dalam riset.  

Dhian Karyantono, Analis Fixed Income PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengatakan selain sentimen positif global pasar obligasi juga akan dipengaruhi sentimen domestik yaitu implementasi Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) rupiah. 

"Di mana pada perdagangan terakhir, mendorong penguatan signifikan rupiah terhadap dolar AS (sebesar 0,49% ke level Rp15.128) yang pada akhirnya menyebabkan sentimen positif bagi harga SBN di pasar sekunder meski rilis inflasi Indonesia per Oktober 2018 di atas konsensus pasar."  

TIM RISET CNBC INDONESIA



(irv/roy) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular