Inflasi Rendah, Kok BI Naikkan Bunga Acuan?
Hidayat Setiaji & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
01 November 2018 14:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) meyakini inflasi domestik masih akan rendah dan terkendali hingga akhir tahun ini. Namun mengapa BI menaikkan suku bunga acuan sampai berkali-kali?
"BI memang sudah menaikkan (suku bunga acuan) sebesar 150 basis poin menjadi 5,75%. Bukan karena inflasi, karena inflasi rendah. Tahun ini di bawah 3,5% dan tahun depan di kisaran 3,5%," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI, kala jumpa pers usai rapat triwulanan Komite Stabilitas Sistem Keuangan di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Hari ini Badan Pusat Statistik mengumumkan data inflasi Oktober 2018. Inflasi Oktober secara bulanan (month-to-month/MtM) tercatat 0,28%. Sementara inflasi tahunan (year-on-year/YoY) adalah 3,16% dan inflasi inti YoY adalah 2,94%. Artinya masih sesuai dengan target BI.
Perry mengakui bahwa kenaikan suku bunga acuan dilakukan untuk menambah daya tarik pasar keuangan Indonesia. Sebab kenaikan suku bunga acuan akan ikut mengerek imbalan investasi, utamanya di instrumen berpendapatan tetap.
"Kami pastikan (kenaikan suku bunga acuan) untuk mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik dan bagian dari langkah menurunkan defisit transaksi berjalan," kata Perry.
(aji/dru) Next Article Jaga Stabilitas Rupiah, Pertimbangan BI Tahan Suku Bunga
"BI memang sudah menaikkan (suku bunga acuan) sebesar 150 basis poin menjadi 5,75%. Bukan karena inflasi, karena inflasi rendah. Tahun ini di bawah 3,5% dan tahun depan di kisaran 3,5%," tegas Perry Warjiyo, Gubernur BI, kala jumpa pers usai rapat triwulanan Komite Stabilitas Sistem Keuangan di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Hari ini Badan Pusat Statistik mengumumkan data inflasi Oktober 2018. Inflasi Oktober secara bulanan (month-to-month/MtM) tercatat 0,28%. Sementara inflasi tahunan (year-on-year/YoY) adalah 3,16% dan inflasi inti YoY adalah 2,94%. Artinya masih sesuai dengan target BI.
"Kami pastikan (kenaikan suku bunga acuan) untuk mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik dan bagian dari langkah menurunkan defisit transaksi berjalan," kata Perry.
(aji/dru) Next Article Jaga Stabilitas Rupiah, Pertimbangan BI Tahan Suku Bunga
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular