AS Siap Damai dengan China, Rupiah Cs Menguat
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 November 2018 08:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Namun apresiasi rupiah semakin menipis sehingga kewaspadaan belum bisa dikendurkan.
Pada Kamis (1/11/2018), US$ 1 dibuka di Rp 15.180 di perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,13% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya.
Seiring perjalanan rupiah masih menguat, hanya saja apresiasinya berkurang. Pada pukul 08:12 WIB, US$ dibanderol Rp 15.185 di mana penguatan rupiah tersisa 0,1%.
Kemarin, rupiah berhasil melawan arus keperkasaan dolar AS dan ditutup menguat 0,14%. Bahkan rupiah jadi mata uang dengan kinerja terbaik kedua di Asia.
Pagi ini, mata uang Asia juga cenderung menguat terhadap dolar AS. Peso Filipina menjadi yang terbaik, disusul oleh baht Thailand dan dolar Singapura.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 08:14 WIB:
Perkembangan friksi dagang AS vs China jadi pemberat langkah greenback. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengungkapkan ada peluang Washington-Beijing akan berdamai. Bahkan bisa saja bea masuk yang sudah diterapkan bakal dicabut.
"Tidak ada yang ditulis di atas batu. Jika ada kesepakatan dengan China, maka bisa saja berbagai bea masuk akan dihapuskan," ungkapnya kepada wartawan di Gedung Putih, mengutip Reuters.
Rencananya, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan berdialog di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina) akhir bulan ini. "Kami mungkin akan melakukan dialog yang sangat bagus dengan Presiden Xi," ujar Kudlow.
Ketegangan perang dagang pun sedikit mereda, dan investor mulai keluar dari sarangnya. Pelaku pasar berani mengambil risiko dan masuk ke aset-aset di negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.
Kenaikan risk appetite ini membuat rupiah cs di Asia mampu menguat. Semoga penguatan rupiah tidak semakin susut dan bisa mengulangi pencapaian kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Kamis (1/11/2018), US$ 1 dibuka di Rp 15.180 di perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,13% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya.
Seiring perjalanan rupiah masih menguat, hanya saja apresiasinya berkurang. Pada pukul 08:12 WIB, US$ dibanderol Rp 15.185 di mana penguatan rupiah tersisa 0,1%.
Pagi ini, mata uang Asia juga cenderung menguat terhadap dolar AS. Peso Filipina menjadi yang terbaik, disusul oleh baht Thailand dan dolar Singapura.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 08:14 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Dolar AS kehilangan kekuatannya. Pada pukul 08:17 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah hingga 0,21%. 'Perkembangan friksi dagang AS vs China jadi pemberat langkah greenback. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mengungkapkan ada peluang Washington-Beijing akan berdamai. Bahkan bisa saja bea masuk yang sudah diterapkan bakal dicabut.
"Tidak ada yang ditulis di atas batu. Jika ada kesepakatan dengan China, maka bisa saja berbagai bea masuk akan dihapuskan," ungkapnya kepada wartawan di Gedung Putih, mengutip Reuters.
Rencananya, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan berdialog di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina) akhir bulan ini. "Kami mungkin akan melakukan dialog yang sangat bagus dengan Presiden Xi," ujar Kudlow.
Ketegangan perang dagang pun sedikit mereda, dan investor mulai keluar dari sarangnya. Pelaku pasar berani mengambil risiko dan masuk ke aset-aset di negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.
Kenaikan risk appetite ini membuat rupiah cs di Asia mampu menguat. Semoga penguatan rupiah tidak semakin susut dan bisa mengulangi pencapaian kemarin.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular