Nantikan Kejelasan Bea Impor Trump, Bursa Hong Kong Turun

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
30 October 2018 13:43
Bursa Saham Hong Kong melemah pada jeda siang, Selasa (30/10/2018).
Foto: REUTERS/Bobby Yip/File Photo
Hong Kong, CNBC Indonesia - Bursa Saham Hong Kong melemah pada jeda siang, Selasa (30/10/2018) karena investor khawatir dengan laporan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang bersiap untuk mengenakan bea masuk pada seluruh impor barang dari China.

Indeks Hang Seng melemah 0,17%, atau 42,27 poin, menjadi 24.769,77 pada jeda siang, tulis AFP.


Gejolak perkembangan perang dagang AS-China membuat bursa saham Hong Kong dan China ditinggalkan investor. Kabar terbaru, AS siap menerapkan bea masuk baru kepada produk-produk China apabila pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping tidak membuahkan hasil.

Sebelumnya, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow sudah mengonfirmasi bahwa keduanya akan melakukan pembicaraan di sela-sela KTT G20 di Buenos Aires (Argentina) pada bulan depan.

Mengutip Reuters, sumber di lingkaran Gedung Putih mengungkapkanĀ Washington sudah menyiapkan bea masuk baru sebagai skenario terburuk. Kemungkinan pengenaan bea masuk itu adalah untuk importasi produk-produk made in China senilai US$257 miliar seperti yang sering dikemukakan Trump.

Memang, terhitung sejak Kudlow mengkonfirmasi pertemuan Trump-Xi beberapa waktu yang lalu, pelaku pasar tidak menunjukkan respons yang positif. Terdapat sikap skeptis dari investor mengingat beberapa pertemuan antara delegasi AS dan China yang sebelumnya sudah diselenggarakan tak mampu menyelesaikan perang dagang yang tengah berkecamuk.


Sebagai catatan, hingga kini AS telah mengenakan bea masuk bagi importasi produk asal China senilai US$250 miliar. Sejauh ini, perekonomian kedua negara, terutama China, terlihat sudah mulai tersakiti oleh kebijakan tersebut.

Teranyar, Biro Statistik Nasional China mencatat pertumbuhan laba industrial naik 4,1% secara tahunan pada September 2018 menjadi CNY 545,5 miliar. Laju pertumbuhan tersebut tidak sampai separuh dari pencapaian bulan sebelumnya dan menjadi yang paling lambat sejak Maret 2018.
(prm) Next Article Rehat Siang, Bursa Hong Kong Masih Cetak Reli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular