
Analisis Teknikal
IHSG Dibayangi Koreksi Wall Street
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
30 October 2018 07:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Kami memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menguat dengan rentang pergerakannya berada di 5.708 hingga 5.832, hari ini, Selasa (30/10/2018). Tim Riset CNBC Indonesia mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.
S&P 500 ditutup ditutup lebih rendah 0,66%. Sebagai catatan, indeks tersebut telah turun 10,2% dari nilai tertinggi yang dicapai pada akhir September tahun ini. Nasdaq Composite juga turun 1,63% karena kejatuhan saham berbasis teknologi, salah satunya Amazon.
Dari dalam negeri, pelemahan IHSG sebesar 0,52% ke level 5.754 pada perdagangan kemarin terjadi karena aksi jual para pelaku pasar, terutama disebabkan oleh sentimen yang melekat pada indeks sektor seperti keuangan, pertambangan, dan properti.
Harga komoditas batu bara pada perdagangan Jumat (26/10/2018) kembali terkoreksi, yaitu sebanyak 1,16% ke level harga $US108/ton. Harga minyak terpantau turun. Minyak mentah jenis brent turun 0,4% ke level US$77/ barel dan WTI berada di posisi US$67/barel juga turun 0,4%.
Sedangkan di sektor keuangan dan properti masih tampak lesu karena pengaruh sentimen kenaikan suku bunga. Hal itu secara otomatis menaikan suku bunga kredit pada bank umum termasuk kredit hunian.
Secara teknikal, meskipun IHSG kemarin membentuk pola bearish harami yang memberikan sinyal pelemahan, namun tingkat kekuatannya cukup kurang terlalu kuat, karena grafik penutup ke-2 nya yang cenderung sempit dan kurang menggambarkan adanya psikologi tekanan pada indeks.
Peluang IHSG kembali menguat cukup terbuka berdasarkan indikator teknikal. Hal ini dikarenakan IHSG belum menyentuh titik jenuh beli menurut indikator stochastic slow.
Penurunan yang terjadi kemarin juga kurang mencerminkan psikologi pelaku pasar, hal ini dikarenakan volume perdagangannya yang menurun dibandingkan hari sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Jangan Pesimistis, Asa IHSG Menguat Lagi Masih Terbuka
Wall Street ditutup lebih rendah pada hari Senin (29/10/2018), akibat investor cemas perang dagang AS-China akan berlanjut. Hal itu ditambah lagi dengan penurunan saham-saham perusahaan teknologi setelah laporan kinerja kuartalan yang tidak memenuhi ekspektasi pasar.
Pemerintah AS dikabarkan sedang menyiapkan bea impor baru terhadap seluruh produk China yang belum dikenai bea masuk jika pembicaraan perdagangan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping gagal menghentikan perang dagang.
Pemerintah AS dikabarkan sedang menyiapkan bea impor baru terhadap seluruh produk China yang belum dikenai bea masuk jika pembicaraan perdagangan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping gagal menghentikan perang dagang.
Indeks Dow Jones jatuh terkoreksi 245 poin (+0,99%), salah satunya karena perusahaan pesawat Boeing turun 6,6%. Boeing adalah perusahaan eksportir besar yang karenanya perang dagang AS-China akan langsung menghantam kinerjanya.
Selain itu, pesawat Boeing 737 MAX 8 yang diterbangkan Lion Air JT 610 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin kemarin.
Selain itu, pesawat Boeing 737 MAX 8 yang diterbangkan Lion Air JT 610 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin kemarin.
S&P 500 ditutup ditutup lebih rendah 0,66%. Sebagai catatan, indeks tersebut telah turun 10,2% dari nilai tertinggi yang dicapai pada akhir September tahun ini. Nasdaq Composite juga turun 1,63% karena kejatuhan saham berbasis teknologi, salah satunya Amazon.
Dari dalam negeri, pelemahan IHSG sebesar 0,52% ke level 5.754 pada perdagangan kemarin terjadi karena aksi jual para pelaku pasar, terutama disebabkan oleh sentimen yang melekat pada indeks sektor seperti keuangan, pertambangan, dan properti.
Harga komoditas batu bara pada perdagangan Jumat (26/10/2018) kembali terkoreksi, yaitu sebanyak 1,16% ke level harga $US108/ton. Harga minyak terpantau turun. Minyak mentah jenis brent turun 0,4% ke level US$77/ barel dan WTI berada di posisi US$67/barel juga turun 0,4%.
Sedangkan di sektor keuangan dan properti masih tampak lesu karena pengaruh sentimen kenaikan suku bunga. Hal itu secara otomatis menaikan suku bunga kredit pada bank umum termasuk kredit hunian.
Secara teknikal, meskipun IHSG kemarin membentuk pola bearish harami yang memberikan sinyal pelemahan, namun tingkat kekuatannya cukup kurang terlalu kuat, karena grafik penutup ke-2 nya yang cenderung sempit dan kurang menggambarkan adanya psikologi tekanan pada indeks.
![]() |
Peluang IHSG kembali menguat cukup terbuka berdasarkan indikator teknikal. Hal ini dikarenakan IHSG belum menyentuh titik jenuh beli menurut indikator stochastic slow.
Penurunan yang terjadi kemarin juga kurang mencerminkan psikologi pelaku pasar, hal ini dikarenakan volume perdagangannya yang menurun dibandingkan hari sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Jangan Pesimistis, Asa IHSG Menguat Lagi Masih Terbuka
Most Popular