Dolar AS Perkasa Lagi, Harga Obligasi Koreksi

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
29 October 2018 11:28
Data Refinitiv menunjukkanterkoreksinya harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan  yield.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah melemah tipis pada awal perdagangan hari ini. Koreksi terjadi seiring dengan menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). 

Data Refinitiv menunjukkan harga surat berharga negara (SBN) terkoreksi yang itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).  

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. 

Seri acuan yang koreksi harganya paling besar adalah seri 5 tahun yaitu dengan kenaikan yield 2 basis poin (bps) menjadi 8,46%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.  

Seri acuan lain juga melemah yaitu seri 10 tahun dan 20 tahun, yaitu mengalami kenaikan yield 1,5 bps dan 1,3 bps menjadi 8,87% dan 9,08%. 

Seri 10 tahun masih berhasil menguat dengan penurunan yield 0,3% menjadi 8,66%. 

Pelemahan pasar obligasi hari ini juga bertepatan dengan tren koreksi menjelang lelang rutin yang digelar besok. Pemerintah berniat menerbitan surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) besok siang dengan target Rp 4 triliun. 

Yield Obligasi Negara Acuan 29 Oct 2018

SeriBenchmarkYield 26 Okt 2018 (%) Yield 29 Oct 2018 (%)Selisih (basis poin)
FR0063 5 tahun8.4478.4672.00
FR0064 10 tahun8.6678.664-0.30
FR0065 15 tahun8.8628.8771.50
FR0075 20 tahun9.0729.0851.30
Avg movement1.13
Sumber: Refinitiv 

Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 558 bps, menipis dari posisi pekan lalu 559 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun naik lagi hingga 3,08% dari 3,07% pekan lalu. Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 859,12 triliun SBN, atau 37,07% dari total beredar Rp 2.317 triiliun.  

Angka kepemilikannya masih positif Rp 8,27 triliun dibanding posisi September Rp 850,85 triliun, dan semakin besar sejak awal tahun menjadi Rp 23,02 triliun.  

Koreksi di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.  

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,1% menjadi 5.866 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah melemah 0,07% menjadi Rp 15.225 di hadapan tiap dolar AS. 

Penguatan dolar AS seiring seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang naik 0,08% menjadi 96,439. 

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular