Ekspor Melonjak, Laba SRIL Tumbuh 49,24% Jadi Rp 1,05 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 October 2018 07:18
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mengantongi kenaikan laba bersih mencapai 49,24% menjadi US$70,49 juta (Rp 1,05 triliun).
Ilustrasi industri tekstil (Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) mengantongi kenaikan laba bersih mencapai 49,24% menjadi US$70,49 juta (Rp 1,05 triliun, kurs Rp 15.000/US$) di akhir September 2018 lalu dibandingkan dengan laba bersih yang berhasil dikantongi perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya US$47,23 juta (Rp 708,51 triliun).

Peningkatan laba bersih ini ditopang oleh naiknya penjualan perusahaan sebesar 33,41% menjadi US$ 763,94 juta (Rp 11,45 triliun) pada periode tersebut dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$ 572,59 juta) Rp 8,58 triliun.


Faktor pendorongnya adalah meningkatnya penjualan ekspor perusahaan sebesar 32,89% menjadi US$405,86 juta dibandingkan tahun lalu yang sebesar US$305,40 juta.  Eksposur ekspor ini berkontribusi 53,12% dari total penjualan perusahaan di periode sembilan bulan ini.

"Sejalan dengan rencana pemerintah untuk terus menggenjot ekspor, perusahaan berkomitmen untuk terus memperbesar volume ekspor. Untuk tetap memperluas pangsa pasar, perusahaan menargetkan penjualan ekspor bisa berkontribusi dalam kisaran 56%-58% dari total penjualan pada tahun ini," kata Allan Moran Severinno, direktur keuangan perusahaan dalam saran persnya seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin (29/10/2018).

Dari total penjualan ekspor, negara-negara di Asia menjadi kontributor penjualan utama yang penjualannya mencapai US$309,26 juta, diikuti oleh penjualan ke negara lainnya seperti Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Latin, Uni Emirat Arab, dan Afrika serta Australia.

Sementara penjualan di dalam negeri berkontribusi sebesar 46,86% dari total penjualan perusahaan, nilainya mencapai US$358,08 triliun.

"Perusahaan juga terus meningkatkan kapasitas produksi, peningkatan utilisasi produksi, penghematan biaya, meningkatkan efisiensi produksi, memperluas diversifikasi produk serta memperluas jaringan pelanggan. Untuk tahun 2018 ini, meski banyak sikap wait and see yang terlihat di pasar, kami tetap optimis dapat bertumbuh double digit di atas industrial average sehingga total penjualan kami di tahun 2018 akan menembus angka US$1 miliar," ujarnya.


(prm) Next Article Pendapatan SRIL Naik 12,29% Di Semester-I 2019

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular