
Diselamatkan Kinerja Keuangan Emiten, IHSG Menguat 0,52%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 October 2018 16:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,11% ke level 5.761,45, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri hari dengan memperlebar penguatannya menjadi 0,52% ke level 5.784,92.
Nasib IHSG jauh lebih baik dibandingkan bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,4%, indeks Shanghai melemah 0,19%, indeks Hang Seng anjlok 1,11%, indeks Strait Times anjlok 1,49%, dan indeks Kospi terpangkas hingga 1,75%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,16 triliun dengan volume sebanyak 10,47 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 321.407 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+3,06%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+2,89%), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (+2,25%), PT United Tractors Tbk/UNTR (+4,21%), dan PT Adaro Energy Tbk/ADRO (+4,55%).
Tadi pagi, bursa saham regional dibuka menguat. Namun, apa yang kami proyeksikan ternyata menjadi kenyataan. Penguatan Wall Street yang kemarin (25/10/2018) dipicu oleh positifnya rilis kinerja keuangan Microsoft memang perlu diwaspadai, seiring dengan data-data ekonomi di AS yang masih menunjukkan sinyal perlambatan.
Kemarin, pemesanan barang tahan lama inti yang merupakan pendekatan untuk mengukur investasi dunia usaha, diumumkan terkontraksi 0,1% MoM pada bulan September. Padahal, konsensus memperkirakan ada pertumbuhan sebesar 0,5% MoM.
Kemudian, klaim tunjangan pengangguran sepanjang minggu lalu diumumkan sebanyak 215.000 jiwa, sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspektasi yang sebanyak 214.000 jiwa.
Sekedar mengingatkan, sell-off yang terjadi di Wall Street pada perdagangan hari Rabu (24/10/2018) disebabkan oleh buruknya rilis data ekonomi yakni angka penjualan rumah baru periode September yang sejumlah 553.000 unit, jauh di bawah konsensus yang sebesar 627.000 unit. Kala itu, Dow Jones ditutup anjlok 2,41%, S&P 500 anjlok 3,09%, dan Nasdaq terpangkas 4,43%.
Buruknya rentetan data ekonomi yang dirilis dalam beberapa hari terakhir membuat pelaku pasar resah menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada malam ini waktu Indonesia. Pada pukul 19:30 WIB, pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-III 2018 akan diumumkan.
Sebagai informasi, ada 3 jenis data pertumbuhan ekonomi yang diumumkan di AS yakni advance (pembacaan awal), preliminary, dan final. Biasanya, pembacaan awal memberikan dampak yang paling signifikan kepada pasar keuangan karena merupakan yang pertama kali diterima oleh investor.
Beralih ke dalam negeri, rilis kinerja keuangan menjadi penyelamat bagi IHSG. Sepanjang kuartal-III 2018, BBCA membukukan net interest income/NII sebesar Rp 11,58 triliun, lebih besar dari konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv sebesar Rp 11,37 triliun. Sementara itu, laba bersih tercatat sebesar Rp 7,09 triliun, juga mengalahkan estimasi analis yang sebesar Rp 6,71 triliun.
Kemudian, HMSP membukukan penjualan bersih senilai Rp 77,5 triliun sepanjang 9 bulan pertama tahun ini atau tumbuh 7,25% dibandingkan capaian 9 bulan pertama tahun 2017 yang senilai Rp 72,3 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih baik ketimbang periode 9 bulan pertama tahun 2017 kala penjualan bersih hanya naik tipis 2,87% YoY.
Laba bersih perusahaan tercatat senilai Rp 9,69 triliun, naik 3,77% YoY dari yang sebelumnya Rp 9,33 triliun. Capaian ini juga lebih baik ketimbang periode 9 bulan pertama tahun 2017 kala laba bersih hanya naik sebesar 2,83% YoY.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, BBCA dan HMSP menjadi 2 saham utama pendorong langkah IHSG menjelang akhir pekan.
Namun, penguatan IHSG dibatasi oleh pelemahan nilai tukar rupiah. Hingga akhir perdagangan, rupiah melemah 0,2% di pasar spot ke level Rp 15.215/dolar AS. Padahal, dolar AS sejatinya sedang lesu, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang terkoreksi 0,1%.
Faktor dalam negeri yakni defisit neraca berjalan/current account deficit (CAD) menjadi pemberat langkah rupiah. Pada hari ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengindikasikan bahwa CAD kuartal-III 2018 akan membengkak cukup signifikan dari capaian kuartal-II 2018 yang sebesar 3,04% dari PDB.
"Kan masih ada Juli sama Agustus 2018. Yang memang masih tinggi. Utamanya di Migas. Kemarin defisit besar di migas. Apakah B20, kenaikan harga BBM. Di Kuartal III-2018 masih wajar kalau di atas 3%. Tapi perkiraan kami di Kuartal III-2018 tidak akan lebih dari 3,5%," papar Perry di Gedung BI, Jumat (26/10/2018).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dibuka Naik Tipis, IHSG Langsung Putar Balik ke Zona Merah
Nasib IHSG jauh lebih baik dibandingkan bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,4%, indeks Shanghai melemah 0,19%, indeks Hang Seng anjlok 1,11%, indeks Strait Times anjlok 1,49%, dan indeks Kospi terpangkas hingga 1,75%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,16 triliun dengan volume sebanyak 10,47 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 321.407 kali.
Tadi pagi, bursa saham regional dibuka menguat. Namun, apa yang kami proyeksikan ternyata menjadi kenyataan. Penguatan Wall Street yang kemarin (25/10/2018) dipicu oleh positifnya rilis kinerja keuangan Microsoft memang perlu diwaspadai, seiring dengan data-data ekonomi di AS yang masih menunjukkan sinyal perlambatan.
Kemarin, pemesanan barang tahan lama inti yang merupakan pendekatan untuk mengukur investasi dunia usaha, diumumkan terkontraksi 0,1% MoM pada bulan September. Padahal, konsensus memperkirakan ada pertumbuhan sebesar 0,5% MoM.
Kemudian, klaim tunjangan pengangguran sepanjang minggu lalu diumumkan sebanyak 215.000 jiwa, sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspektasi yang sebanyak 214.000 jiwa.
Sekedar mengingatkan, sell-off yang terjadi di Wall Street pada perdagangan hari Rabu (24/10/2018) disebabkan oleh buruknya rilis data ekonomi yakni angka penjualan rumah baru periode September yang sejumlah 553.000 unit, jauh di bawah konsensus yang sebesar 627.000 unit. Kala itu, Dow Jones ditutup anjlok 2,41%, S&P 500 anjlok 3,09%, dan Nasdaq terpangkas 4,43%.
Buruknya rentetan data ekonomi yang dirilis dalam beberapa hari terakhir membuat pelaku pasar resah menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada malam ini waktu Indonesia. Pada pukul 19:30 WIB, pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-III 2018 akan diumumkan.
Sebagai informasi, ada 3 jenis data pertumbuhan ekonomi yang diumumkan di AS yakni advance (pembacaan awal), preliminary, dan final. Biasanya, pembacaan awal memberikan dampak yang paling signifikan kepada pasar keuangan karena merupakan yang pertama kali diterima oleh investor.
Beralih ke dalam negeri, rilis kinerja keuangan menjadi penyelamat bagi IHSG. Sepanjang kuartal-III 2018, BBCA membukukan net interest income/NII sebesar Rp 11,58 triliun, lebih besar dari konsensus yang dihimpun oleh Refinitiv sebesar Rp 11,37 triliun. Sementara itu, laba bersih tercatat sebesar Rp 7,09 triliun, juga mengalahkan estimasi analis yang sebesar Rp 6,71 triliun.
Kemudian, HMSP membukukan penjualan bersih senilai Rp 77,5 triliun sepanjang 9 bulan pertama tahun ini atau tumbuh 7,25% dibandingkan capaian 9 bulan pertama tahun 2017 yang senilai Rp 72,3 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih baik ketimbang periode 9 bulan pertama tahun 2017 kala penjualan bersih hanya naik tipis 2,87% YoY.
Laba bersih perusahaan tercatat senilai Rp 9,69 triliun, naik 3,77% YoY dari yang sebelumnya Rp 9,33 triliun. Capaian ini juga lebih baik ketimbang periode 9 bulan pertama tahun 2017 kala laba bersih hanya naik sebesar 2,83% YoY.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, BBCA dan HMSP menjadi 2 saham utama pendorong langkah IHSG menjelang akhir pekan.
Namun, penguatan IHSG dibatasi oleh pelemahan nilai tukar rupiah. Hingga akhir perdagangan, rupiah melemah 0,2% di pasar spot ke level Rp 15.215/dolar AS. Padahal, dolar AS sejatinya sedang lesu, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang terkoreksi 0,1%.
Faktor dalam negeri yakni defisit neraca berjalan/current account deficit (CAD) menjadi pemberat langkah rupiah. Pada hari ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengindikasikan bahwa CAD kuartal-III 2018 akan membengkak cukup signifikan dari capaian kuartal-II 2018 yang sebesar 3,04% dari PDB.
"Kan masih ada Juli sama Agustus 2018. Yang memang masih tinggi. Utamanya di Migas. Kemarin defisit besar di migas. Apakah B20, kenaikan harga BBM. Di Kuartal III-2018 masih wajar kalau di atas 3%. Tapi perkiraan kami di Kuartal III-2018 tidak akan lebih dari 3,5%," papar Perry di Gedung BI, Jumat (26/10/2018).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dibuka Naik Tipis, IHSG Langsung Putar Balik ke Zona Merah
Most Popular