Kabar Gembira! BI: Rupiah Makin Stabil, Suplai Valas Aman

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
26 October 2018 13:49
Langkah yang ditempuh Bank Indonesia (BI) dalam bentuk kenaikan suku bunga telah membuat nilai tukar semakin stabil.
Foto: Media Briefing Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Langkah yang ditempuh Bank Indonesia (BI) dalam bentuk kenaikan suku bunga telah membuat nilai tukar semakin stabil.

Hal tersebut disampaikan langsung Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo di Gedung BI, Jumat (26/10/2018).

Dijelaskan Perry, selama sepekan ini terjadi aliran masuk di Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 9,09 triliun.

Kabar Gembira! BI: Rupiah Makin Stabil, Suplai Valas AmanFoto: Media Briefing Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)


"Kalau dilihat keseluruhan Oktober sampai 25 Oktober 2018, inflow sudah mencapai Rp 8,26 triliun. Karena dalam beberapa minggu sebelumnya ada nett jual," papar Perry.

"Perkembangan ini mengonfirmasi langkah-langkah yang ditempuh BI baik dalam bentuk kenaikan suku bunga. Ingat bahwa kenaikan bunga yang kita lakukan selama ini tujuannya adalah agar daya tarik pasar keuangan Indonesia itu tetap menarik aliran modal asing masuk," tutur Perry.

Namun memang, dari saham selama pekan ini aliran masuk masih rendah. Hanya Rp 200 miliar dan terjadi outflow selama bulan Oktober ini hingga Rp 4,4 triliun.

"Ini terkait perkembangan ekonomi global khususnya perkembangan indeks harga saham di AS."

"Tapi secara keseluruhan kami lihat langkah stabilisasi dari pemerintah dan BI. Stabilisasi nilai tukar ini untuk mendorong daya tarik aset keuangan Indonesia," kata Perry.

Lebih jauh, Perry mengatakan suplai di pasar valas terus bertambah. Hal ini juga dikarenakan adanya dukungan dari perbankan dan korporasi.

"Yang terus berkontribusi dalam mekanisme pasar di pasar valas untuk dukung stabilitas nilai tukar," tegas Perry.

"Hasil ini juga sebagai bentuk confidence investor global terhadap ekonomi Indonesia. Kebijakan moneter dan fiskal membantu juga menurunkan defisit transaksi berjalan," tutup Perry.

(dru/dru) Next Article RI, Jepang, China Hingga Korsel Siap 'Buang' Dolar AS di 2024

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular