
Tak Kuasa Redam Sentimen Eksternal, IHSG ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 October 2018 12:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,11% ke level 5.761,45, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi 1 dengan melemah 0,05% ke level 5.751,9.
Nasib IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah, walaupun pelemahan IHSG jauh lebih tipis: indeks Nikkei turun 1%, indeks Shanghai melemah 0,58%, indeks Hang Seng anjlok 1,41%, indeks Strait Times anjlok 1,69%, dan indeks Kospi terpangkas hingga 2,19%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 2,99 triliun dengan volume sebanyak 4,99 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 181.854 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG adalah: PT Astra International Tbk/ASII (-1,02%), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (-2,83%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-1,16%), PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS (-3,11%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-0,4%).
Tadi pagi, bursa saham regional termasuk IHSG kompak dibuka menguat. Namun, apa yang kami proyeksikan ternyata menjadi kenyataan. Penguatan Wall Street yang kemarin dipicu oleh positifnya rilis kinerja keuangan Microsoft memang perlu diwaspadai, seiring dengan data-data ekonomi di AS yang masih menunjukkan sinyal perlambatan.
Kemarin, pemesanan barang tahan lama inti yang merupakan pendekatan untuk mengukur investasi dunia usaha, diumumkan terkontraksi 0,1% MoM pada bulan September. Padahal, konsensus memperkirakan ada pertumbuhan sebesar 0,5% MoM. Kemudian, klaim tunjangan pengangguran sepanjang minggu lalu diumumkan sebanyak 215.000 jiwa, sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspektasi yang sebanyak 214.000 jiwa.
Sekedar mengingatkan, sell-off yang terjadi di Wall Street pada perdagangan hari Rabu (24/10/2018) disebabkan oleh buruknya rilis data ekonomi yakni angka penjualan rumah baru periode September yang sejumlah 553.000 unit, jauh di bawah konsensus yang sebesar 627.000 unit. Kala itu, Dow Jones ditutup anjlok 2,41%, S&P 500 anjlok 3,09%, dan Nasdaq terpangkas 4,43%.
Buruknya rentetan data ekonomi yang dirilis dalam beberapa hari terakhir membuat pelaku pasar resah menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada malam ini waktu Indonesia. Pada pukul 19:30 WIB, pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-III 2018 akan diumumkan.
Sebagai informasi, ada 3 jenis data pertumbuhan ekonomi yang diumumkan di AS yakni advance (pembacaan awal), preliminary, dan final. Biasanya, pembacaan awal memberikan dampak yang paling signifikan kepada pasar keuangan karena merupakan yang pertama kali diterima oleh investor.
Seiring dengan kehadiran risiko dari sisi eksternal, rupiah pun kembali menjadi bulan-bulanan. Hingga siang hari, rupiah melemah 0,2% di pasar spot melawan dolar AS ke level Rp 15.215.
Sisi positifnya, investor asing masih melakukan beli bersih terlepas dari pelemahan rupiah walaupun tipis saja, yakni senilai Rp 122,5 miliar. 5 besar saham yang paling banyak dikoleksi investor asing adalah: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 65,6 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 49,4 miliar), PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 22,3 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 18,1 miliar), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 15,7 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dibuka Naik Tipis, IHSG Langsung Putar Balik ke Zona Merah
Nasib IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona merah, walaupun pelemahan IHSG jauh lebih tipis: indeks Nikkei turun 1%, indeks Shanghai melemah 0,58%, indeks Hang Seng anjlok 1,41%, indeks Strait Times anjlok 1,69%, dan indeks Kospi terpangkas hingga 2,19%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 2,99 triliun dengan volume sebanyak 4,99 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 181.854 kali.
Tadi pagi, bursa saham regional termasuk IHSG kompak dibuka menguat. Namun, apa yang kami proyeksikan ternyata menjadi kenyataan. Penguatan Wall Street yang kemarin dipicu oleh positifnya rilis kinerja keuangan Microsoft memang perlu diwaspadai, seiring dengan data-data ekonomi di AS yang masih menunjukkan sinyal perlambatan.
Kemarin, pemesanan barang tahan lama inti yang merupakan pendekatan untuk mengukur investasi dunia usaha, diumumkan terkontraksi 0,1% MoM pada bulan September. Padahal, konsensus memperkirakan ada pertumbuhan sebesar 0,5% MoM. Kemudian, klaim tunjangan pengangguran sepanjang minggu lalu diumumkan sebanyak 215.000 jiwa, sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspektasi yang sebanyak 214.000 jiwa.
Sekedar mengingatkan, sell-off yang terjadi di Wall Street pada perdagangan hari Rabu (24/10/2018) disebabkan oleh buruknya rilis data ekonomi yakni angka penjualan rumah baru periode September yang sejumlah 553.000 unit, jauh di bawah konsensus yang sebesar 627.000 unit. Kala itu, Dow Jones ditutup anjlok 2,41%, S&P 500 anjlok 3,09%, dan Nasdaq terpangkas 4,43%.
Buruknya rentetan data ekonomi yang dirilis dalam beberapa hari terakhir membuat pelaku pasar resah menantikan rilis data pertumbuhan ekonomi AS pada malam ini waktu Indonesia. Pada pukul 19:30 WIB, pembacaan awal untuk angka pertumbuhan ekonomi AS periode kuartal-III 2018 akan diumumkan.
Sebagai informasi, ada 3 jenis data pertumbuhan ekonomi yang diumumkan di AS yakni advance (pembacaan awal), preliminary, dan final. Biasanya, pembacaan awal memberikan dampak yang paling signifikan kepada pasar keuangan karena merupakan yang pertama kali diterima oleh investor.
Seiring dengan kehadiran risiko dari sisi eksternal, rupiah pun kembali menjadi bulan-bulanan. Hingga siang hari, rupiah melemah 0,2% di pasar spot melawan dolar AS ke level Rp 15.215.
Sisi positifnya, investor asing masih melakukan beli bersih terlepas dari pelemahan rupiah walaupun tipis saja, yakni senilai Rp 122,5 miliar. 5 besar saham yang paling banyak dikoleksi investor asing adalah: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 65,6 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 49,4 miliar), PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 22,3 miliar), PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 18,1 miliar), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 15,7 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dibuka Naik Tipis, IHSG Langsung Putar Balik ke Zona Merah
Most Popular