
Bunga Acuan Turki Ditahan 24%
Wahyu Daniel, CNBC Indonesia
25 October 2018 20:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentralĀ Turki menahan suku bunga acuannya hari ini. Langkah tersebut sejalan dengan ekspektasi para pelaku pasar, setelah bulan lalu secara mengejutkan sangat agresif menaikkan bunga acuan.
Dalam pernyataannya hari ini, bank sentral Turki menahan bunga repo rate tenor satu minggu yang menjadi bunga acuan di level 24%. Bulan lalu, bank sentral itu menaikkan bunga acuan 625 basis poin (bps) atau 6,25%.
Keputusan bank sentral Turki itu membuat pergerakan nilai tukar lira terhadap dolar sempat menguat hampir 1%.
Sebelumnya, lira anjlok hingga 25% saat muncul ketegangan politik dengan Amerika Serikat (AS), akibat penahanan pastor Andrew Brunson asal AS oleh Turki. Setelah sang pastor dibebaskan, lira langsung bergerak menguat, meskipun masih ada kekhawatiran soal inflasi.
Dilansir dari AFP, Kamis (25/10/2018), harga konsumen Turki di September 2018 naik 24,52% atau naik pertumbuhannya dari Agustus yang sebesar 17,9%.
Bank sentral Turki berkomitmen menjaga stabilitas harga, dengan suku bunga acuan yang tetap tinggi.
"Stance kebijakan yang ketat ini dilakukan hingga ada perbaikan di outlook inflasi," demikian pernyataan bank sentral tersebut.
Kebijakan suku bunga tinggi ini sebenarnya ditentang oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
(wed/miq) Next Article Alasan Bos BI Kenapa Bunga Acuan Ditahan 4%: Rupiah!
Dalam pernyataannya hari ini, bank sentral Turki menahan bunga repo rate tenor satu minggu yang menjadi bunga acuan di level 24%. Bulan lalu, bank sentral itu menaikkan bunga acuan 625 basis poin (bps) atau 6,25%.
Keputusan bank sentral Turki itu membuat pergerakan nilai tukar lira terhadap dolar sempat menguat hampir 1%.
Dilansir dari AFP, Kamis (25/10/2018), harga konsumen Turki di September 2018 naik 24,52% atau naik pertumbuhannya dari Agustus yang sebesar 17,9%.
Bank sentral Turki berkomitmen menjaga stabilitas harga, dengan suku bunga acuan yang tetap tinggi.
"Stance kebijakan yang ketat ini dilakukan hingga ada perbaikan di outlook inflasi," demikian pernyataan bank sentral tersebut.
Kebijakan suku bunga tinggi ini sebenarnya ditentang oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
(wed/miq) Next Article Alasan Bos BI Kenapa Bunga Acuan Ditahan 4%: Rupiah!
Most Popular