Dari Melemah, Rupiah Balik Arah Jadi Terbaik Ketiga di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 October 2018 16:48
Dari Melemah, Rupiah Balik Arah Jadi Terbaik Ketiga di Asia
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menjalani hari yang berliku, rupiah mampu ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan pasar spot hari ini. Penguatan rupiah terjadi jelang penutupan pasar. 

Pada Kamis (25/10/2018), US$ 1 kala penutupan pasar spot dihargai Rp 15.185. Rupiah menguat 0,07% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya. 

Membuka perdagangan hari ini, rupiah melemah 0,03%. Setelah itu rupiah lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah, melemah meski relatif terbatas. 


Namun jelang penutupan pasar, rupiah balik kanan dan mampu menyentuh teritori apresiasi. Bahkan dolar AS mampu didorong ke bawah level Rp 15.200. 

Berikut pergerakan kurs dolar AS terhadap rupiah pada hari ini: 

 

Kala penutupan pasar valas Indonesia, dolar AS bergerak variatif cenderung melemah di Asia. Selain rupiah, mata uang Asia lain yang mampu menguat adalah dolar Hong Kong, rupee India, won Korea Selatan, dolar Singapura, baht Thailand, dan dolar Taiwan. 

Dengan penguatan 0,07%, rupiah mampu menjadi mata uang dengan apresiasi terbaik ketiga di Asia. Hanya won dan dolar Singapura yang lebih baik dibandingkan mata uang Tanah Air. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 16:17 WIB: 

 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Jelang penutupan pasar valas di Indonesia, dolar AS kembali mundur teratur. Padahal sebelumnya greenback mampu bangkit dan menipiskan koreksinya. 

Pada pukul 16:20 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) melemah 0,15%. Koreksi Dollar Index sempat menipis ke bawah 0,1%.


Sentimen negatif bagi mata uang Negeri Paman Sam hadir dari perkembangan proses pemisahan Inggris dari Uni Eropa (Brexit). London kini optimistis proses perceraian dengan Brussel bisa berlangsung mulus. 

"Kami mencapai kemajuan yang berarti dan sudah dekat menuju kesepakatan. Memang masih ada risiko tidak tercapainya kesepakatan (no deal), terutama jika Uni Eropa masih tetap dalam posisi menolak," kata Dominic Raab, Menteri Urusan Brexit Inggris, dikutip dari Reuters. 

Inggris akan resmi bercerai dengan Uni Eropa dalam 5 bulan ke depan. Salah satu isu yang masih mengganjal adalah wilayah kepabeanan di Republik Irlandia dan Irlandia Utara. 

Selama ini, Pulau Irlandia merupakan wilayah kepabeanan Uni Eropa. Republik Irlandia dan Irlandia Utara tidak ikut serta dalam referendum Brexit sehingga Uni Eropa tetap ingin kedua ini menjadi wilayah kepabeanan mereka. 

Akan tetapi, Inggris ingin agar tidak ada pemeriksaan pabean di pulau tersebut. Maklum, secara historis Pulau Irlandia adalah bagian dari Inggris Raya (Great Britain). 

Simon Coveney, Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Republik Irlandia, menyatakan akan ada kesepakatan soal isu ini. "Kami rasa akan ada kesepakatan dalam beberapa pekan ke depan," ujarnya, mengutip Reuters. 

Perkembangan ini membuat investor berani mengambil risiko. Setidaknya satu risiko besar yaitu perundingan Brexit yang buntu bisa terhapus untuk sementara. Akibatnya, terjadi arus modal keluar dolar AS seiring peningkatan risk appetite pelaku pasar. Aliran dana pun masuk ke Asia dan membuat mata uang Benua Kuning menguat, termasuk rupiah.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular