Rupiah Loyo di Kurs Acuan, Stagnan di Pasar Spot
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 October 2018 10:34

Dolar AS yang sejak kemarin gas pol sejak pagi tadi mulai menginjak pedal rem. Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) melemah 0,16%. Padahal dini hari tadi, indeks ini sempat menguat sampai ke kisaran 0,4%.
Pelemahan dolar AS terjadi seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Berikut perkembangan yield obligasi AS yang menunjukkan penurunan di hampir semua tenor:
Penurunan yield adalah sinyal bearsih bagi dolar AS. Pasalnya, yield di pasar sekunder akan menjadi acuan dalam penentuan kupon di lelang selanjutnya, yang terdekat adalah 25 Oktober waktu setempat yaitu untuk tenor 7 tahun dengan target indikatif US$ 31 miliar.
Saat yield turun, artinya ada kemungkinan kupon yang ditawarkan dalam lelang ini menjadi kurang tinggi. Akibatnya minat investor akan turun sehingga lelang kurang atraktif. Ini membuat permintaan terhadap dolar AS pun berkurang.
Namun jelang lelang yang berlangsung sekitar tengah malam waktu Indonesia, bisa saja investor kembali berupaya untuk menaikkan yield dengan cara melepas obligasi secara massal. Pelepasan massal ini akan mengerek yield ke atas dan harga turun sehingga kupon dan harga yang ditawarkan dalam lelang menjadi sangat menarik.
Oleh karena itu, masih ada peluang dolar AS untuk kembali menguat. Semakin dekat ke pelaksanaan lelang obligasi, yield akan coba dikerek ke atas sehingga menjadi sinyal bullish bagi dolar AS. Rupiah dan mata uang Asia patut terus waspada.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pelemahan dolar AS terjadi seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Berikut perkembangan yield obligasi AS yang menunjukkan penurunan di hampir semua tenor:
Saat yield turun, artinya ada kemungkinan kupon yang ditawarkan dalam lelang ini menjadi kurang tinggi. Akibatnya minat investor akan turun sehingga lelang kurang atraktif. Ini membuat permintaan terhadap dolar AS pun berkurang.
Namun jelang lelang yang berlangsung sekitar tengah malam waktu Indonesia, bisa saja investor kembali berupaya untuk menaikkan yield dengan cara melepas obligasi secara massal. Pelepasan massal ini akan mengerek yield ke atas dan harga turun sehingga kupon dan harga yang ditawarkan dalam lelang menjadi sangat menarik.
Oleh karena itu, masih ada peluang dolar AS untuk kembali menguat. Semakin dekat ke pelaksanaan lelang obligasi, yield akan coba dikerek ke atas sehingga menjadi sinyal bullish bagi dolar AS. Rupiah dan mata uang Asia patut terus waspada.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular