
CAD Parah, Rupiah Lemah, Jokowi Resah
Arys Aditya, CNBC Indonesia
24 October 2018 11:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan keresahannya atas data-data ekonomi yang kurang menggembirakan. Dalam pembukaan Trade Expo Indonesia, Jokowi bercerita soal defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) yang membengkak.
"Kita memiliki masalah yang sudah bertahun-tahun tidak bisa diselesaikan, yaitu neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan (CAD)," ujar Jokowi di ICE BSD, Rabu (24/10/2018).
"Tahun 2017 CAD kita tercatat US$ 17,3 miliar. Sebuah angka yang besar, neraca dagang kita harus kita perbaiki dengan cara apa, ya ekspor harus lebih besar dari impor," ungkap Jokowi.
Belakangan ini, Jokowi melihat yang terjadi impor lebih besar dari ekspor. "Ya makanya defisit terus, saya menghargai usaha keras untuk masuk ke pasar ekspor terutama negara non tradisional," terangnya.
Namun di tengah data defisit, Jokowi mengatakan perbaikan sudah terlihat pada laporan neraca dagang September 2018 kemarin. Di mana neraca dagang tercatat surplus.
"Kemarin ada titik terang, neraca dagang kita mulai surplus US$ 220 juta, masih kecil tapi sudah surplus," tuturnya.
Berdasarkan data yang Jokowi sampaikan, ekspor pada Januari-September 2018 berada di US$ 122 miliar atau tumbuh 9,2% dibandingkan 2017 yang lalu. Semakin tahun ekspor Indonesia, menurut Jokowi lebih baik.
"Pemerintah terus mendorong, saya belum tahu insentif apa yang bisa diberikan sehingga pabrik, dunia usaha, industri semua terdorong masuk ke pasar ekspor," katanya.
Membengkaknya CAD, berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah yang sejak awal tahun 2018 ini telah melemah nyaris 12%. Nilai rupiah jatuh dari Rp 13.200/US$ ke level Rp 15.200/US$.
(dru/wed) Next Article Ini Ungkapan Resahnya Jokowi Soal CAD yang Parah
"Kita memiliki masalah yang sudah bertahun-tahun tidak bisa diselesaikan, yaitu neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan (CAD)," ujar Jokowi di ICE BSD, Rabu (24/10/2018).
"Tahun 2017 CAD kita tercatat US$ 17,3 miliar. Sebuah angka yang besar, neraca dagang kita harus kita perbaiki dengan cara apa, ya ekspor harus lebih besar dari impor," ungkap Jokowi.
![]() |
Belakangan ini, Jokowi melihat yang terjadi impor lebih besar dari ekspor. "Ya makanya defisit terus, saya menghargai usaha keras untuk masuk ke pasar ekspor terutama negara non tradisional," terangnya.
"Kemarin ada titik terang, neraca dagang kita mulai surplus US$ 220 juta, masih kecil tapi sudah surplus," tuturnya.
Berdasarkan data yang Jokowi sampaikan, ekspor pada Januari-September 2018 berada di US$ 122 miliar atau tumbuh 9,2% dibandingkan 2017 yang lalu. Semakin tahun ekspor Indonesia, menurut Jokowi lebih baik.
"Pemerintah terus mendorong, saya belum tahu insentif apa yang bisa diberikan sehingga pabrik, dunia usaha, industri semua terdorong masuk ke pasar ekspor," katanya.
Membengkaknya CAD, berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah yang sejak awal tahun 2018 ini telah melemah nyaris 12%. Nilai rupiah jatuh dari Rp 13.200/US$ ke level Rp 15.200/US$.
(dru/wed) Next Article Ini Ungkapan Resahnya Jokowi Soal CAD yang Parah
Most Popular