Gara-gara BI, IHSG Tinggalkan Level 5.800

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 October 2018 16:38
IHSG mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,73% ke level 5.797,89.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,73% ke level 5.797,89.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 5,69 triliun dengan volume sebanyak 7,82 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 356.329 kali.

Pelemahan IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan regional yang juga diperdagangkan di zona merah: indeks Nikkei anjlok 2,67%, indeks Shanghai anjlok 2,26%, indeks Hang Seng melemah 3,08%, indeks Strait Times turun 1,43%, dan indeks Kospi naik terpangkas 2,57%.

Koreksi di bursa saham regional terjadi lantaran investor merealisasikan keuntungan yang sudah didapatkan dalam perdagangan-perdagangan sebelumnya. Dalam 2 perdagangan terakhir misalnya (19 dan 22 Oktober), tercatat indeks Shanghai sudah melesat 6,78%, sementara indeks Hang Seng menguat 2,74%.

Lebih lanjut, investor dipaksa bermain aman dengan melepas instrumen berisiko seiring dengan sentimen negatif yang berpotensi mempengaruhi stabilitas perekonomian dunia. Sentimen negatif yang dimaksud adalah potensi ribut-ribut antara AS dengan sekutunya Arab Saudi terkait dengan tewasnya kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi.

Perkembangan terbaru, semakin jelas bahwa tewasnya Khashoggi adalah sesuatu yang terencana. Hal ini diketahui pasca Khashoggi "gadungan" terlihat keluar dari Konsulat Saudi di Istanbul pada tanggal 2 Oktober dengan mengenakan jenggot palsu dan kacamata. Pria itu juga memakai celana, kemeja dan jaket yang terlihat dipakai Khashoggi ketika masuk ke Konsulat Saudi. Pria tersebut tertangkap video berada di The Blue Mosque, sebuah masjid bersejarah sekaligus destinasi wisata di kota Istanbul.

Seorang pejabat Turki berkata kepada CNN International bahwa Khashoggi gadungan dipakai sebagai umpan. Ia menyamar sebagai si jurnalis untuk mendukung alibi bahwa pemerintah Saudi tidak terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.

Sayangnya, rencana itu gagal karena kesalahan berbusana. Dalam rekaman video, penyamar yang diidentifikasi sebagai Mustafa al-Madani mengenakan sepatu yang berbeda dengan apa yang Khashoggi pakai ketika masuk ke konsulat, menurut laporan The Washington Post. Madani diduga bekerja untuk badan intelijen Saudi. Di awal tahun ini, dia terlihat di New York sebelum kunjungan diplomasi dari Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.

"Itu adalah kegagalan penyamaran, jadi itu tidak pernah menjadi bagian resmi dari narasi pemerintah Saudi," kata diplomat itu kepada The Washington Post.

Sejauh ini, belum ada sanksi apapun yang dikeluarkan oleh AS untuk Arab Saudi. Memang, kesepakatan bisnis antara AS dengan Arab Saudi terbilang fantastis sehingga wajar jika pemerintahan Donald Trump terlihat sangat berhati-hati dalam bertindak. Tahun lalu misalnya, Arab Saudi berkomitmen membeli persenjataan dari AS senilai US$ 110 miliar.

Namun, bukan tak mungkin jika pada akhirnya Trump dipaksa bersikap luar biasa tegas terhadap sekutunya tersebut.

Dari dalam negeri, sentimen negatif bagi IHSG datang dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan. Keputusan ini sesuai dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia bahwa bank sentral akan mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75%.

Sebelum BI mengumumkan keputusannya, IHSG diperdagangkan di level 5.810,4 atau melemah sebesar 0,51% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (22/10/2018). Kemudian, IHSG berangsur-angsur turun hingga menyentuh titik terendahnya pada hari ini di level 5.797,34, sebelum kemudian ditutup di level 5.797,89.

Aksi jual terpantau gencar dilakukan oleh investor asing. Per akhir sesi I, investor asing masih membukukan beli bersih sebesar Rp 105,1 miliar. Pada akhir perdagangan, nilainya justru berbalik menjadi jual bersih senilai Rp 77,9 miliar. Ini artinya, ada dana senilai Rp 183 miliar yang dibawa kabur investor asing sepanjang sesi 2 berjalan.

Bagi investor asing, keputusan BI memang bisa membuat mereka 'sengsara'. Dengan ditahannya suku bunga acuan, praktis tak ada sentimen dari dalam negeri yang bisa meredam pelemahan rupiah. Hingga sore hari, rupiah melemah 0,03% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 15.185.

Kedepannya, potensi pelemahan rupiah lebih lanjut tentu masih ada, seiring dengan masih panasnya tensi geopolitik antara AS dengan Saudi Arabia dan potensi membengkaknya defisit neraca berjalan/current account deficit (CAD) Indonesia pada kuartal III dan IV. Bahkan, potensi pelebaran CAD pada kuartal-III diamini oleh BI.

"Ekspor agak lemah, pertumbuhan akselerasi impor meningkat ini membuat current account di kuartal III, ditambah harga minyak yang tinggi," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, Selasa (23/10/2018).

Bagi investor asing, ada kerugian kurs yang harus ditanggung ketika rupiah melemah. Oleh karena itu, aksi jual pun mereka lakukan sedari saat ini.

5 besar saham yang paling banyak dilepas investor asing adalah: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 95,5 miliar), PT Holcim Indonesia Tbk/SMCB (Rp 64,6 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 53,9 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 49,8 miliar), dan PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 22,5 miliar).

Secara sektoral, sektor jasa keuangan (-0,77%) menjadi salah satu kontributor utama pelemahan IHSG. Potensi pelemahan rupiah lebih lanjut memang memberikan risiko bagi kinerja emiten perbankan tanah air.

Saham-saham perbankan yang dilepas investor diantaranya: PT Bank Tabungan Negara Tbk/BBTN (-1,71%), PT Bank Rakyat Indonesia/BBRI (-0,98%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-0,86%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-0,7%), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-0,39%).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Awas IHSG Dekati Zona Merah, Gara-gara Bank Indonesia?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular