
Suku Bunga Acuan Ditahan, Nasib Rupiah Dipertaruhkan?
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
23 October 2018 15:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,75% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Oktober 2018. Hal ini sesuai dengan konsensus yang dihimpun tim CNBC Indonesia, dimana 10 dari 11 ekonom memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuannya.
Menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, ada beberapa hal yang jadi pertimbangan keputusan tersebut. Pertama, pelemahan rupiah yang masih stabil. Menurut BI, pelemahan rupiah rata-rata sebesar 2,7%. Sementara sejak awal tahun, depresiasi rupiah mencapai 10,65% lebih rendah dibandingkan negara emerging market lain seperti Brasil, India, Afrika Selatan dan Turki.
Kedua, inflasi masih terkendali. Selama dua bulan berturut-turut yaitu Agustus dan September, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi. Bersamaan dengan kondisi tersebut, inflasi bulan September tumbuh 2,88% Year-on-Year (YoY) lebih rendah dibandingkan bulan Agustus yang mencapai 3,20% YoY. BI sendiri memperkirakan inflasi akan tetap terjaga sesuai sasaran di level 3,5% plus minus satu.
Ketiga, stabilitas sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah yang terjaga. Transaksi tunai dan non tunai tetap tumbuh positif. Pertumbuhan nominal nilai besar yang diselesaikan melalui RTGS meningkat 0,70% YoY. Sementara, pertumbuhan non-tunai melalui sistem kliring tercatat 6,9% YoY. Di sisi lain, transaksi ritel debet kartu kredit dan uang elektronik tumbuh 9,4% pada Agustus 2018-10-23.
Berdasarkan ketiga hal tersebut, BI pun memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate di level 5,75%.
(NEXT)
Menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, ada beberapa hal yang jadi pertimbangan keputusan tersebut. Pertama, pelemahan rupiah yang masih stabil. Menurut BI, pelemahan rupiah rata-rata sebesar 2,7%. Sementara sejak awal tahun, depresiasi rupiah mencapai 10,65% lebih rendah dibandingkan negara emerging market lain seperti Brasil, India, Afrika Selatan dan Turki.
Kedua, inflasi masih terkendali. Selama dua bulan berturut-turut yaitu Agustus dan September, Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi. Bersamaan dengan kondisi tersebut, inflasi bulan September tumbuh 2,88% Year-on-Year (YoY) lebih rendah dibandingkan bulan Agustus yang mencapai 3,20% YoY. BI sendiri memperkirakan inflasi akan tetap terjaga sesuai sasaran di level 3,5% plus minus satu.
Berdasarkan ketiga hal tersebut, BI pun memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate di level 5,75%.
(NEXT)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular