Bolak-Balik Melemah dan Menguat, Ini yang Bikin Rupiah Galau
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 October 2018 14:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lumayan fluktuatif hari ini. Rupiah bolak-balik di zona merah dan hijau dengan cepat.
Pada Senin (22/10/2018) pukul 13:42 WIB, US$ 1 dihargai Rp 15.180 di pasar spot. Rupiah menguat 0,03% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kala pembukaan pasar spot, rupiah mengat 0,02%. Selepas itu, dinamika rupiah begitu cepat. Kadang menguat, kadang melemah, dan tidak jarang stagnan dibandingkan penutupan sebelumnya.
Apa yang membuat rupiah galau seperti ini?
Dari sisi eksternal, dolar AS memang sedang melemah. Pada pukul 13:50 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) melemah 0,17%. Dollar Index terkoreksi hampir sepanjang hari ini.
Sepertinya investor rehat sejenak setelah dolar AS menguat cukup lama. Dollar Index menguat 0,52% selama seminggu terakhir, dan dalam sebulan ke belakang penguatannya mencapai 1,41%.
Lagipula alasan penguatan dolar AS nyaris tidak ada. Setelah menanjak cukup tajam, hari ini imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS mengalami koreksi. Pada pukul 13:58 WIB, yield obligasi pemerintah AS seri acuan tenor 10 tahun turun 0,5 basis poin (bps).
Penurunan yield adalah sinyal pelemahan dolar AS. Ketika yield turun, maka kemungkinan kupon yang ditawarkan dalam lelang obligasi akan ikut turun. Artinya minat dalam lelang berpotensi kurang semarak sehingga tidak menaikkan permintaan terhadap dolar AS.
Tidak hanya rupiah, berbagai mata uang utama Asia juga mampu memanfaatkan dolar AS yang sedang masuk pitstop. Penguatan paling tajam dialami oleh won Korea Selatan sementara mata uang lain bernasib sama seperti rupiah, menguat sangat terbatas.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 13:58 WIB:
Pada Senin (22/10/2018) pukul 13:42 WIB, US$ 1 dihargai Rp 15.180 di pasar spot. Rupiah menguat 0,03% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kala pembukaan pasar spot, rupiah mengat 0,02%. Selepas itu, dinamika rupiah begitu cepat. Kadang menguat, kadang melemah, dan tidak jarang stagnan dibandingkan penutupan sebelumnya.
Apa yang membuat rupiah galau seperti ini?
Dari sisi eksternal, dolar AS memang sedang melemah. Pada pukul 13:50 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) melemah 0,17%. Dollar Index terkoreksi hampir sepanjang hari ini.
Sepertinya investor rehat sejenak setelah dolar AS menguat cukup lama. Dollar Index menguat 0,52% selama seminggu terakhir, dan dalam sebulan ke belakang penguatannya mencapai 1,41%.
Lagipula alasan penguatan dolar AS nyaris tidak ada. Setelah menanjak cukup tajam, hari ini imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS mengalami koreksi. Pada pukul 13:58 WIB, yield obligasi pemerintah AS seri acuan tenor 10 tahun turun 0,5 basis poin (bps).
Penurunan yield adalah sinyal pelemahan dolar AS. Ketika yield turun, maka kemungkinan kupon yang ditawarkan dalam lelang obligasi akan ikut turun. Artinya minat dalam lelang berpotensi kurang semarak sehingga tidak menaikkan permintaan terhadap dolar AS.
Tidak hanya rupiah, berbagai mata uang utama Asia juga mampu memanfaatkan dolar AS yang sedang masuk pitstop. Penguatan paling tajam dialami oleh won Korea Selatan sementara mata uang lain bernasib sama seperti rupiah, menguat sangat terbatas.
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 13:58 WIB:
Next Page
BI Tahan Suku Bunga?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular