'Surat Cinta' Buat Italia dan Kasus Khashoggi Bebani Rupiah
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 October 2018 08:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada pagi ini. Sementara mata uang Asia masih variatif di hadapan dolar AS, belum ada pihak yang dominan.
Pada Jumat (19/10/2018), US$ 1 dihargai Rp 15.195 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,02% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah ditutup melemah 0,28%. Mata uang Asia mayoritas melemah, tetapi rupiah jadi yang terlemah kedua setelah won Korea Selatan.
Pagi ini, mata uang Asia masih mixed terhadap dolar AS. Selain rupiah, mata uang lain yang melemah adalah yuan China, yen Jepang, dolar Hong Kong, dan ringgit Malaysia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 08:31 WIB:
Penguatan dolar AS masih berlanjut. Pada pukul 08:33 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,05%.
Hari ini, kekuatan greenback disokong oleh perilaku investor yang cenderung menghindari risiko (risk aversion). Tidak heran karena banyak risiko yang sedang menyelimuti dunia.
Dari Italia, ada perkembangan 'drama' fiskal Italia. Belum lama ini, pemerintah Negeri Pizza sudah mengesahkan rancangan anggara negara 2019 dengan defisit mencapai 2,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Rancangan tersebut sudah dikirimkan ke Uni Eropa untuk mendapatkan pengesahan.
Namun situasi memanas kala Komisi Eropa mengirimkan surat kepada Menteri Ekonom Italia Giovanni Tria. 'Surat cinta' tersebut berisi kekhawatiran Brussel terhadap rancangan anggaran Roma yang dinilai terlalu agresif. Belanja negara terlampau tinggi, defisit berpotensi membengkak, dan utang pemerintah tidak akan menurun.
"Tiga faktor tersebut sepertinya adalah bentuk ketidakpatuhan serius terhadap kesepakatan. Dengan utang pemerintah Italia yang mencapai 130% PDB, rencana ini tidak akan membuat jumlah utang turun ke angka sesuai peraturan yaitu 60% PDB," tulis surat tersebut.
Pada 2019, belanja pemerintah Italia naik 2,7% sementara kesepakatan dengan Uni Eropa menyatakan hanya boleh ada pertumbuhan 0,1%. Untuk defisit, semestinya pemerintah Italia mematok di angka 0,6% PDB.
Uni Eropa meminta pemerintah Italia memberikan penjelasan pada Senin Waktu setempat. Jika tidak ada perubahan yang berarti, maka kemungkinan besar Uni Eropa akan menolak rancangan anggaran Italia.
Investor sudah cemas ketika Italia ngotot mempertahankan rencana anggaran dengan defisit yang besar tersebut. Sebab Italia punya pengalaman terjerembab ke jurang krisis fiskal pada 2009-2010. Kala itu, krisis fiskal Italia (dan beberapa negara lain di Eropa) menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan global.
Samentara faktor kedua adalah hubungan AS-Arab Saudi yang menegang akibat hilangnya kolumnis Washington Post, Jamal Khasoggi. Meski belum ada pengumuman resmi, Presiden AS Donald Trump menganggap Khashoggi sudah tewas. Khasoggi terakhir kali terlihat di Konsulat Arab Saudi di Istanbul (Turki).
"Sepertinya begitu (Khashoggi sudah tewas). Ini sangat menyedihkan," kata Trump, dikutip dari Reuters.
Namun Trump masih ingin menunggu kejelasan dari kasus ini. Trump telah mengutus Menteri Luar Negeri Mike Pompeo ke Riyadh dan Istanbul untuk 'mengawal' kasus hilangnya Khasoggi, yang merupakan warga negara AS.
"Masih sedikit terlalu awal untuk menyimpulkan. Saya akan menunggu hasil (investigasi) sehingga kita semua akan bisa mengungkapnya segera," lanjut Trump.
Namun bila Arab Saudi terbukti terlibat dan melakukan pembunuhan terhadap Khasoggi, maka Trump akan sangat marah. Konsekuensinya akan sangat berat bagi Negeri Padang Pasir.
"Well, itu (konsekuensi) harus sangat berat karena ini hal yang buruk, sangat buruk. Namun kita lihat apa yang terjadi nanti," ujarnya.
Sebelumnya, New York Times mengabarkan Khashoggi dibunuh dan dimutilasi di sana meski belum ada hasil investigasi resmi dari aparat gabungan Turki-Arab Saudi. Yeni Safak, surat kabar terkemuka di Turki, juga melaporkan hal serupa. Khasoggi disiksa saat interogasi, dipotong jarinya, kemudian dipenggal dan dimutilasi.
Investor cemas sanksi AS dan negara-negara barat akan menyangkut hal yang paling mendasar yaitu blokade ekspor minyak. Arab Saudi adalah produsen minyak terbesar kedua dunia setelah AS dengan produksi mencapai 12,08 juta barel/hari.
Dua faktor ini menyebabkan ketidakpastian dan risiko besar di pasar keuangan. Akibatnya investor cabut dari instrumen berisiko dan masuk ke safe haven seperti dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Jumat (19/10/2018), US$ 1 dihargai Rp 15.195 kala pembukaan pasar spot. Rupiah melemah tipis 0,02% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kemarin, rupiah ditutup melemah 0,28%. Mata uang Asia mayoritas melemah, tetapi rupiah jadi yang terlemah kedua setelah won Korea Selatan.
Pagi ini, mata uang Asia masih mixed terhadap dolar AS. Selain rupiah, mata uang lain yang melemah adalah yuan China, yen Jepang, dolar Hong Kong, dan ringgit Malaysia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama Asia pada pukul 08:31 WIB:
Penguatan dolar AS masih berlanjut. Pada pukul 08:33 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia) menguat 0,05%.
Hari ini, kekuatan greenback disokong oleh perilaku investor yang cenderung menghindari risiko (risk aversion). Tidak heran karena banyak risiko yang sedang menyelimuti dunia.
Dari Italia, ada perkembangan 'drama' fiskal Italia. Belum lama ini, pemerintah Negeri Pizza sudah mengesahkan rancangan anggara negara 2019 dengan defisit mencapai 2,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Rancangan tersebut sudah dikirimkan ke Uni Eropa untuk mendapatkan pengesahan.
Namun situasi memanas kala Komisi Eropa mengirimkan surat kepada Menteri Ekonom Italia Giovanni Tria. 'Surat cinta' tersebut berisi kekhawatiran Brussel terhadap rancangan anggaran Roma yang dinilai terlalu agresif. Belanja negara terlampau tinggi, defisit berpotensi membengkak, dan utang pemerintah tidak akan menurun.
"Tiga faktor tersebut sepertinya adalah bentuk ketidakpatuhan serius terhadap kesepakatan. Dengan utang pemerintah Italia yang mencapai 130% PDB, rencana ini tidak akan membuat jumlah utang turun ke angka sesuai peraturan yaitu 60% PDB," tulis surat tersebut.
Pada 2019, belanja pemerintah Italia naik 2,7% sementara kesepakatan dengan Uni Eropa menyatakan hanya boleh ada pertumbuhan 0,1%. Untuk defisit, semestinya pemerintah Italia mematok di angka 0,6% PDB.
Uni Eropa meminta pemerintah Italia memberikan penjelasan pada Senin Waktu setempat. Jika tidak ada perubahan yang berarti, maka kemungkinan besar Uni Eropa akan menolak rancangan anggaran Italia.
Investor sudah cemas ketika Italia ngotot mempertahankan rencana anggaran dengan defisit yang besar tersebut. Sebab Italia punya pengalaman terjerembab ke jurang krisis fiskal pada 2009-2010. Kala itu, krisis fiskal Italia (dan beberapa negara lain di Eropa) menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan global.
Samentara faktor kedua adalah hubungan AS-Arab Saudi yang menegang akibat hilangnya kolumnis Washington Post, Jamal Khasoggi. Meski belum ada pengumuman resmi, Presiden AS Donald Trump menganggap Khashoggi sudah tewas. Khasoggi terakhir kali terlihat di Konsulat Arab Saudi di Istanbul (Turki).
"Sepertinya begitu (Khashoggi sudah tewas). Ini sangat menyedihkan," kata Trump, dikutip dari Reuters.
Namun Trump masih ingin menunggu kejelasan dari kasus ini. Trump telah mengutus Menteri Luar Negeri Mike Pompeo ke Riyadh dan Istanbul untuk 'mengawal' kasus hilangnya Khasoggi, yang merupakan warga negara AS.
"Masih sedikit terlalu awal untuk menyimpulkan. Saya akan menunggu hasil (investigasi) sehingga kita semua akan bisa mengungkapnya segera," lanjut Trump.
Namun bila Arab Saudi terbukti terlibat dan melakukan pembunuhan terhadap Khasoggi, maka Trump akan sangat marah. Konsekuensinya akan sangat berat bagi Negeri Padang Pasir.
"Well, itu (konsekuensi) harus sangat berat karena ini hal yang buruk, sangat buruk. Namun kita lihat apa yang terjadi nanti," ujarnya.
Sebelumnya, New York Times mengabarkan Khashoggi dibunuh dan dimutilasi di sana meski belum ada hasil investigasi resmi dari aparat gabungan Turki-Arab Saudi. Yeni Safak, surat kabar terkemuka di Turki, juga melaporkan hal serupa. Khasoggi disiksa saat interogasi, dipotong jarinya, kemudian dipenggal dan dimutilasi.
Investor cemas sanksi AS dan negara-negara barat akan menyangkut hal yang paling mendasar yaitu blokade ekspor minyak. Arab Saudi adalah produsen minyak terbesar kedua dunia setelah AS dengan produksi mencapai 12,08 juta barel/hari.
Dua faktor ini menyebabkan ketidakpastian dan risiko besar di pasar keuangan. Akibatnya investor cabut dari instrumen berisiko dan masuk ke safe haven seperti dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular