
Analisis Teknikal
Asing Masih Masuk Pasar, IHSG Dibayangi Virus Koreksi
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
19 October 2018 08:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak melemah dengan rentang pergerakannya berada di 5.789 hingga 5.862, hari ini, Jumat (19/10/2018). Kami mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.
Pada penutupan bursa kemarin, IHSG kembali terkoreksi 0,39% ke level 5.845 setelah kenaikan dua hari berturut-turut dengan kenaikan secara total 2,46%. Nilai transaksinya kemarin mencapai Rp 5,3 triliun.
Adapun investor asing kembali membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 17 miliar di pasar reguler. Artinya dalam empat hari berturut-turut investor asing melakukan aksi beli di bursa acuan nasional. Meskipun demikian, asing masih tercatat net sell Rp 56 triliun jika dihitung dari awal tahun.
Aksi beli tersebut seiring membaiknya ekonomi dari dalam negeri. Neraca perdagangan (NPI) yang mengalami surplus US$227 juta menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
Hasil rilis NPI oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melebihi konsensus para ekonom di Indonesia yang dihimpun oleh CNBC Indonesia, dengan perkiraan neraca dagang defisit US$600 juta. Adapula data penjualan mobil pada minggu ini yang dilaporkan meningkat 6,2% YoY untuk periode September 2018.
Namun demikian, Faktor global nampaknya lebih dominan dari pada sentimen positif dari dalam negeri. Pada subuh pagi tadi, Bursa Wall Street kembali terkoreksi, Dow Jones Industrial Average anjlok 1,27%, S&P 500 turun tajam 1,44% dan Nasdaq Composite terperosok 2,06%. Dikhawatirkan pada bursa AS tersebut akan menular hingga ke Benua Kuning, termasuk Indonesia.
Penyebab anjloknya Wall Street adalah kecemasan terkait perang dagang AS-China, kenaikan suku bunga, dan kekhawatiran terkait saham-saham teknologi yang telah overvalued.
Dari sisi teknikal, Indeks kamarin membuka perdagangan dengan pelemahan (gap down) cukup dalam yaitu 0,32% di level 5.811. Pelemahannya kemudian bertambah hingga sesi I ditutup pada zona merah di level 5.829 (-0,66%).
IHSG akhirnya ditutup di zona merah pada akhir perdagangan, dengan grafik yang terbentuk adalah bearish harami disertai dengan ekor atau shadow. yang menggambarkan akan pelemahan pada perdagangan selanjutnya meskipun dampaknya sedang.
Untuk periode jangka menengahnya, IHSG digambarkan masih kesulitan meskipun mampu melewati periode jangka pendeknya dengan kenaikan secara mulus. Gagalnya IHSG tersebut tergambar dari ketidakmampuan menembus garis rerata harga selama 20 hari (MA 20), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan (moving average/MA).
Namun demikian potensi kenaikan IHSG pada perdagangan selanjutnya masih terbuka, terutama jika faktor global telah kondusif. Hal ini terlihat dari indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) yang masih membentuk persilangan emas (golden cross), yang menunjukan arah cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: Siap-siap, Dolar AS Kemungkinan 'Galak' Lagi
(yam/roy) Next Article Asing Keluar Hampir Satu Triliun, IHSG Anjlok 1,16%
Pada penutupan bursa kemarin, IHSG kembali terkoreksi 0,39% ke level 5.845 setelah kenaikan dua hari berturut-turut dengan kenaikan secara total 2,46%. Nilai transaksinya kemarin mencapai Rp 5,3 triliun.
Adapun investor asing kembali membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 17 miliar di pasar reguler. Artinya dalam empat hari berturut-turut investor asing melakukan aksi beli di bursa acuan nasional. Meskipun demikian, asing masih tercatat net sell Rp 56 triliun jika dihitung dari awal tahun.
Hasil rilis NPI oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melebihi konsensus para ekonom di Indonesia yang dihimpun oleh CNBC Indonesia, dengan perkiraan neraca dagang defisit US$600 juta. Adapula data penjualan mobil pada minggu ini yang dilaporkan meningkat 6,2% YoY untuk periode September 2018.
Namun demikian, Faktor global nampaknya lebih dominan dari pada sentimen positif dari dalam negeri. Pada subuh pagi tadi, Bursa Wall Street kembali terkoreksi, Dow Jones Industrial Average anjlok 1,27%, S&P 500 turun tajam 1,44% dan Nasdaq Composite terperosok 2,06%. Dikhawatirkan pada bursa AS tersebut akan menular hingga ke Benua Kuning, termasuk Indonesia.
Penyebab anjloknya Wall Street adalah kecemasan terkait perang dagang AS-China, kenaikan suku bunga, dan kekhawatiran terkait saham-saham teknologi yang telah overvalued.
Dari sisi teknikal, Indeks kamarin membuka perdagangan dengan pelemahan (gap down) cukup dalam yaitu 0,32% di level 5.811. Pelemahannya kemudian bertambah hingga sesi I ditutup pada zona merah di level 5.829 (-0,66%).
![]() |
IHSG akhirnya ditutup di zona merah pada akhir perdagangan, dengan grafik yang terbentuk adalah bearish harami disertai dengan ekor atau shadow. yang menggambarkan akan pelemahan pada perdagangan selanjutnya meskipun dampaknya sedang.
Untuk periode jangka menengahnya, IHSG digambarkan masih kesulitan meskipun mampu melewati periode jangka pendeknya dengan kenaikan secara mulus. Gagalnya IHSG tersebut tergambar dari ketidakmampuan menembus garis rerata harga selama 20 hari (MA 20), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan (moving average/MA).
Namun demikian potensi kenaikan IHSG pada perdagangan selanjutnya masih terbuka, terutama jika faktor global telah kondusif. Hal ini terlihat dari indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) yang masih membentuk persilangan emas (golden cross), yang menunjukan arah cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: Siap-siap, Dolar AS Kemungkinan 'Galak' Lagi
(yam/roy) Next Article Asing Keluar Hampir Satu Triliun, IHSG Anjlok 1,16%
Most Popular