
Rupiah, Saham, dan Obligasi Kompak Menguat Hari Ini
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
17 October 2018 18:08

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah ditutup menguat di tengah naiknya iklim investasi keuagan dalam negeri hari ini. Data Reuters memperlihatkan penguatan harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah seri 15 tahun dengan penurunan yield 14 basis poin (bps) menjadi 8,88%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Seri acuan lain juga terapresiasi yaitu seri 5 tahun, 10 tahun, dan 20 tahun dengan yield yang turun 8 bps, 13 bps, dan 13 bps menjadi 8,48%, 8,72%, dan 9,08%.
Yield Obligasi Negara Acuan 17 Oct 2018
Sumber: Reuters
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa menyempit menjadi 557 bps.
Yield US Treasury 10 tahun sedang berada pada 3,16% sore ini. Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 848,81 triliun SBN, atau 37,05% dari total beredar Rp 2.291 triiliun.
Angka kepemilikannya masih negatif dibanding posisi September Rp 850,85 triliun, yang mencerminkan masih keluarnya dana asing Rp 2,04 triliun tetapi persentasenya masih naik dari posisi akhir September 26,89%. Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,17% menjadi 5.868 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah menguat 0,3% menjadi Rp 15.150 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS tidak seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang naik 0,12% menjadi 95,165.
Saat ini, kondisi pasar keuangan dan investasi domestik cukup kondusif, terutama karena penguatan yang terjadi di pasar saham, obligasi, dan rupiah. Pasar spot valas menunjukkan penguatan rupiah hingga 0,3% menjadi Rp 15.150 per dolar.
Untuk surat berharga, pasar saham juga menunjukkan apresiasi hari ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit 1,17% menjadi 5.868.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Yield Obligasi Negara Acuan 17 Oct 2018
Seri | Benchmark | Yield 16 Okt 2018 (%) | Yield 17 Oct 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
FR0063 | 5 tahun | 8.577 | 8.489 | -8.80 |
FR0064 | 10 tahun | 8.854 | 8.723 | -13.10 |
FR0065 | 15 tahun | 9.026 | 8.886 | -14.00 |
FR0075 | 20 tahun | 9.214 | 9.081 | -13.30 |
Avg movement | -12.30 |
Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa menyempit menjadi 557 bps.
Yield US Treasury 10 tahun sedang berada pada 3,16% sore ini. Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 848,81 triliun SBN, atau 37,05% dari total beredar Rp 2.291 triiliun.
Angka kepemilikannya masih negatif dibanding posisi September Rp 850,85 triliun, yang mencerminkan masih keluarnya dana asing Rp 2,04 triliun tetapi persentasenya masih naik dari posisi akhir September 26,89%. Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar uang.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,17% menjadi 5.868 hingga siang ini, sedangkan nilai tukar rupiah menguat 0,3% menjadi Rp 15.150 di hadapan tiap dolar AS.
Penguatan dolar AS tidak seiring dengan naiknya nilai mata uang dolar AS di depan mata uang utama negara lain, yaitu Dollar Index yang naik 0,12% menjadi 95,165.
Saat ini, kondisi pasar keuangan dan investasi domestik cukup kondusif, terutama karena penguatan yang terjadi di pasar saham, obligasi, dan rupiah. Pasar spot valas menunjukkan penguatan rupiah hingga 0,3% menjadi Rp 15.150 per dolar.
Untuk surat berharga, pasar saham juga menunjukkan apresiasi hari ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melejit 1,17% menjadi 5.868.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback
Most Popular