Juara, Rupiah Menguat Sendirian di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 October 2018 12:24
Rupiah Ditolong BI?
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Keperkasaan dolar AS semakin nyata. Pada pukul 12:09 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,16%.  

Sentimen utama penopang penguatan dolar AS adalah jelang rilis notulensi rapat (minutes of meeting) The Federal Reserve/The Fed edisi September malam ini waktu Indonesia. Keputusan Jerome Powell dan kolega memang sudah diketahui yaitu menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 2-2,25% atau media 2,125%.

Namun investor ingin mengetahui dinamika dalam rapat tersebut. Jika The Fed semakin optimistis dengan perkembangan ekonomi AS, maka kenaikan suku bunga secara gradual tetap akan menjadi kebijakan utama.

Tahun ini The Fed sudah tiga kali menaikkan suku bunga acuan, dan diperkirakan ada sekali lagi kenaikan pada Desember. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 bps pada rapat 19 Desember adalah 77,3%. 

Pelaku pasar juga ingin memastikan seperti apa arah kebijakan The Fed ke depan. Untuk saat ini, pasar berekspektasi akan ada kenaikan suku bunga setidaknya tiga kali pada 2019. Investor berharap ada petunjuk yang lebih jelas mengenai hal itu. 

Didukung prospek kenaikan suku bunga acuan, dolar AS mendapat obat kuat yang mujarab. Arus modal terus berkerumun di sekitar greenback sehingga nilainya semakin mahal atau menguat. 

Rupiah yang menjadi satu-satunya mata uang yang menguat di Asia kemungkinan ditopang oleh intervensi Bank Indonesia (BI). Selama ini BI memang aktif 'bergerilya' di pasar valas dan obligasi pemerintah untuk stabilitas nilai tukar. 

Tanpa intervensi BI, kemungkinan besar rupiah akan terseret arus penguatan dolar AS yang melanda Asia. Sebab, dari dalam negeri memang tidak ada sentimen positif yang bisa membantu rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular