
Analisis Teknikal
Banyak Sentimen Positif, IHSG Siap Lanjutkan Penguatan
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
17 October 2018 08:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak menguat antara 5.769 hingga 5.868 hari ini Rabu (17/10/2018). Kami mengidentifikasi kemungkinan tersebut berdasarkan perkembangan pasar dan hasil analisis secara teknikal.
Sejumlah faktor sentimen positif dari dalam negeri ternyata mampu menopang penguatan IHSG dan rupiah. Neraca perdagangan (NPI) yang mengalami surplus US$227 menjadi salah satunya.
Surplus NPI tersebut melebihi konsensus para ekonom yang dihimpun CNBC Indonesia, dengan perkiraan neraca dagang akan mengalami defisit US$600 juta.
Sentimen positif lainnya adalah data penjualan mobil yang tercatat tumbuh 6,2% YoY untuk periode September 2018, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 5,1%.
Sentimen positif yang terakhir adalah kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 8,03% tahun depan. Hal ini berpotensi menjaga bahkan meningkatkan konsumsi masyarakat pada tahun politik.
Dari Amerika Serikat (AS), Wall Street dini hari tadi ditutup naik tajam setelah rilis laporan keuangan kuartalan yang kuat dari beberapa perusahaan terbesar AS. Dow Jones naik 2,17%, S&P 500 terangkat 2,15%, dan Nasdaq melompat 2,89%.
Sedangkan dari bursa dalam negeri, IHSG mengakhiri perdagangan hari Selasa dengan penguatan 1,28% ke level 5.800. Sektor konsumer memimpin penguatan indeks dengan memberikan sumbangan 28 poin.
Nilai transaksi kemarin mencapai Rp 6,3 triliun, lebih rendah dibandingkan nilai transaksi sebelumnya Rp 6,7 triliun. Investor asing kembali membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 604,73 miliar di pasar reguler.
Dari sisi teknikal, grafik yang terbentuk yakni lilin putih pendek (short white candle), yang memberikan sinyal akan penguatan lanjutan. Ruang kenaikan IHSG masih terbuka karena belum memasuki area jenuh jualnya (oversold), menurut indikator teknikal stochastic slow.
Indeks saham juga digambarkan sedang mengarah ke penguatan jangka pendeknya, dengan mampu menembus garis rerata harganya selama 5 hari (MA 5), menurut indikator teknikal rerata pergerakan (moving average/MA).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Sejumlah faktor sentimen positif dari dalam negeri ternyata mampu menopang penguatan IHSG dan rupiah. Neraca perdagangan (NPI) yang mengalami surplus US$227 menjadi salah satunya.
Surplus NPI tersebut melebihi konsensus para ekonom yang dihimpun CNBC Indonesia, dengan perkiraan neraca dagang akan mengalami defisit US$600 juta.
Sentimen positif yang terakhir adalah kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 8,03% tahun depan. Hal ini berpotensi menjaga bahkan meningkatkan konsumsi masyarakat pada tahun politik.
Dari Amerika Serikat (AS), Wall Street dini hari tadi ditutup naik tajam setelah rilis laporan keuangan kuartalan yang kuat dari beberapa perusahaan terbesar AS. Dow Jones naik 2,17%, S&P 500 terangkat 2,15%, dan Nasdaq melompat 2,89%.
Sedangkan dari bursa dalam negeri, IHSG mengakhiri perdagangan hari Selasa dengan penguatan 1,28% ke level 5.800. Sektor konsumer memimpin penguatan indeks dengan memberikan sumbangan 28 poin.
Nilai transaksi kemarin mencapai Rp 6,3 triliun, lebih rendah dibandingkan nilai transaksi sebelumnya Rp 6,7 triliun. Investor asing kembali membukukan beli bersih (net buy) senilai Rp 604,73 miliar di pasar reguler.
![]() |
Indeks saham juga digambarkan sedang mengarah ke penguatan jangka pendeknya, dengan mampu menembus garis rerata harganya selama 5 hari (MA 5), menurut indikator teknikal rerata pergerakan (moving average/MA).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/prm) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular