
Dolar Terus Menguat, Steel Pipe Naikkan Harga Jual Baja
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
16 October 2018 13:47

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Steel Pipe Industry of Indonesia (ISSP) terus melakukan penyesuaian harga dengan meningkatnya bahan baku untuk produk-produk pipa dan baja perseroan. Ditambah dengan tren penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang terus menguat.
Tercatat harga rata-rata penjualan produk perseroan meningkat 13,28% year on year (YoY) untuk periode Januari-September 2018 menjadi Rp 12,65 ribu per kilogram (kg). Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu harga rata-rata penjualan yakni Rp 11,17 ribu per kg.
Deputy President Director ISSP Tedja Sukmana Hudianto selain karena permintaan yang terus meningkat, kenaikan harga rata-rata penjualan produknya disusul dengan bahan baku baja yang menggunakan mata uang dolar AS.
"Pasti tetap kembali lagi ke harga baja itu pakai dolar semua. Seperti produk dari Krakatau Steel juga naik harganya," ujarnya di Gedung Baja, Selasa (16/10/18).
Ia menambahkan, saat ini 60% bahan baku milik perseroan didatangkan secara impor. Namun, porsi impor bahan baku ISSP telah berkurang dari sebelumnya 69% pada tahun lalu.
"Impor 60% dari sebelumnya 69% karena ada perusahaan lokal yang baru dan juga bisa mendukung ke kami," tambahnya.
Namun ISSP mengatakan penyesuaian khususnya harga di tengah meningkatnya harga bahan baku dan menguatnya dolar AS tidak terlalu berdampak pada kinerja keuangan perseroan.
Menurutnya, selain melakukan lindung nilai (hedging) pada produk-produk yang di ekspor, penyesuain harga produk tetap memberikan nilai positif dari pertumbuhan penjualan dan pendapatan hingga kuartal III tahun ini.
Bahkan, nilai ekspor produk ISSP naik 70% YoY dengan dua negara tujuan utama yakni Kanada dan juga Amerika Serikat.
"Kanada itu 50% lebih persentase dari total ekspor, kalau AS memang masih menerapkan bea masuk yang 25% itu. Namun karena produk-produk kami saat masuk disana hitungan harganya lebih murah, maka permintaan masih cukup tinggi," ujar Tedja.
(hps) Next Article Ssst Ada 'Bocoran'.. Pendapatan 2018 ISSP Diproyeksi Naik 20%
Tercatat harga rata-rata penjualan produk perseroan meningkat 13,28% year on year (YoY) untuk periode Januari-September 2018 menjadi Rp 12,65 ribu per kilogram (kg). Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu harga rata-rata penjualan yakni Rp 11,17 ribu per kg.
Deputy President Director ISSP Tedja Sukmana Hudianto selain karena permintaan yang terus meningkat, kenaikan harga rata-rata penjualan produknya disusul dengan bahan baku baja yang menggunakan mata uang dolar AS.
Ia menambahkan, saat ini 60% bahan baku milik perseroan didatangkan secara impor. Namun, porsi impor bahan baku ISSP telah berkurang dari sebelumnya 69% pada tahun lalu.
"Impor 60% dari sebelumnya 69% karena ada perusahaan lokal yang baru dan juga bisa mendukung ke kami," tambahnya.
Namun ISSP mengatakan penyesuaian khususnya harga di tengah meningkatnya harga bahan baku dan menguatnya dolar AS tidak terlalu berdampak pada kinerja keuangan perseroan.
Menurutnya, selain melakukan lindung nilai (hedging) pada produk-produk yang di ekspor, penyesuain harga produk tetap memberikan nilai positif dari pertumbuhan penjualan dan pendapatan hingga kuartal III tahun ini.
Bahkan, nilai ekspor produk ISSP naik 70% YoY dengan dua negara tujuan utama yakni Kanada dan juga Amerika Serikat.
"Kanada itu 50% lebih persentase dari total ekspor, kalau AS memang masih menerapkan bea masuk yang 25% itu. Namun karena produk-produk kami saat masuk disana hitungan harganya lebih murah, maka permintaan masih cukup tinggi," ujar Tedja.
(hps) Next Article Ssst Ada 'Bocoran'.. Pendapatan 2018 ISSP Diproyeksi Naik 20%
Most Popular