
Istana Pede Sepanjang 2018 Neraca Dagang Surplus US$ 1 M
Arys Aditya, CNBC Indonesia
15 October 2018 18:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Istana Kepresidenan masih optimistis Indonesia bisa meraup surplus neraca perdagangan pada akhir tahun. Walaupun pada September 2018 total nilai perdagangan RI masih defisit US$ 3,78 miliar.
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika mengungkapkan surplus yang terjadi pada September 2018 sebesar US$ 230 juta mencerminkan bahwa berbagai kebijakan Pemerintah sudah mulai menunjukkan khasiatnya.
"Kita masih punya 3 bulan, dan dengan simulasi kami, masih ada ruang neraca perdagangan untuk melanjutkan surplus. Skenario paling bagus bisa surplus sampai US$ 1 miliar secara total tahun ini," ujar Erani dalam sebuah diskusi, Senin (15/10/2018).
Siang tadi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hasil ekspor-impor serta neraca perdagangan periode September 2018.
Ekspor September 2018 mencapai US$ 14,83 miliar atau tumbuh 1,7% (year on year). Sementara impor mencapai US$ 14,60 miliar atau tumbuh 14,18% (year on year). Hal ini menyebabkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 230 juta.
Ia mengungkapkan, pada September 2018, neraca perdagangan membalik tren defisit yang terjadi pada dua bulan sebelumnya. Pada Agustus 2018, neraca perdagangan tercatat defisit hingga US$ 0,94 miliar, turun dari bulan sebelumnya defisit US$ 2 miliar.
"Kalau tren ini berjalan konstan, maka paling tidak pada akhir tahun defisit neraca US$ 3,78 miliar bisa tertutup. Saya kira ketika ada perubahan secara global dalam sisa 3 bulan ini, akan ada desain instrumen ekonomi baru," paparnya.
"Pemerintah sangat terbuka untuk inovasi instrumen, baik itu stimulasi untuk pelaku pasar domestik maupun sebagai respons dari fenomena global."
(dru) Next Article Neraca Dagang Maret 2020 Surplus US$ 740 Juta
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, Ahmad Erani Yustika mengungkapkan surplus yang terjadi pada September 2018 sebesar US$ 230 juta mencerminkan bahwa berbagai kebijakan Pemerintah sudah mulai menunjukkan khasiatnya.
"Kita masih punya 3 bulan, dan dengan simulasi kami, masih ada ruang neraca perdagangan untuk melanjutkan surplus. Skenario paling bagus bisa surplus sampai US$ 1 miliar secara total tahun ini," ujar Erani dalam sebuah diskusi, Senin (15/10/2018).
Ekspor September 2018 mencapai US$ 14,83 miliar atau tumbuh 1,7% (year on year). Sementara impor mencapai US$ 14,60 miliar atau tumbuh 14,18% (year on year). Hal ini menyebabkan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 230 juta.
Ia mengungkapkan, pada September 2018, neraca perdagangan membalik tren defisit yang terjadi pada dua bulan sebelumnya. Pada Agustus 2018, neraca perdagangan tercatat defisit hingga US$ 0,94 miliar, turun dari bulan sebelumnya defisit US$ 2 miliar.
"Kalau tren ini berjalan konstan, maka paling tidak pada akhir tahun defisit neraca US$ 3,78 miliar bisa tertutup. Saya kira ketika ada perubahan secara global dalam sisa 3 bulan ini, akan ada desain instrumen ekonomi baru," paparnya.
"Pemerintah sangat terbuka untuk inovasi instrumen, baik itu stimulasi untuk pelaku pasar domestik maupun sebagai respons dari fenomena global."
(dru) Next Article Neraca Dagang Maret 2020 Surplus US$ 740 Juta
Most Popular