Wall Street Balik Arah, Tapi dalam Sepekan Masih Buntung 4%

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
13 October 2018 07:28
Penyebabnya, keresahan investor atas kenaikan suku bunga, valuasi teknologi canggih dan kekhawatiran tentang kemungkinan perlambatan ekonomi.
Foto: REUTERS/Stephen Yang
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Wall Street berbalik arah setelah anjlok dalam dua hari perdagangan sebelumnya. Harga saham-saham naik, saat perdagangan penuh dengan gejolak pada Jumat (12/10/2018).

Namun secara mingguan kinerja Wall Street masih tercatat terkoreksi. Penyebabnya, keresahan investor atas kenaikan suku bunga, valuasi teknologi canggih dan kekhawatiran tentang kemungkinan perlambatan ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 287,16 poin menjadi 25.339,99, dipimpin kenaikan saham Visa 4,7%. S&P 500 melonjak 1,4% menjadi 2.767,13, menghentikan penurunan beruntun selama enam hari, karena sektor teknologi melonjak 3,2%. Nasdaq Composite naik lebih tinggi, sekitar 2% menjadi 7.496,89.

Saham diperdagangkan dalam rentang yang lebar pada Jumat. Dow Jone sempat naik sebanyak 414 poin dan sempat berbalik negatif. S&P 500 dan Nasdaq juga memberikan kembali sebagian besar keuntungan saat reli jelang penutupan.

Meskipun kenaikan kuat pada hari Jumat, Dow dan S&P 500 mengakhiri pekan dengan koreksi lebih dari 4%, sementara Nasdaq membukukan kerugian mingguan 3,7%. Kerugian curam menandai penurunan mingguan terburuk mereka sejak Maret. S&P 500 juga mencatat penurunan tiga minggu berturut-turut, terlama sejak Juni 2016.

Wasif Latif, Kepala Multi-Aset Slobal di United Services Automobile Association (USAA), mengatakan investor harus tetap berhati-hati dalam waktu dekat. "Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah kita sudah keluar dari hutan (gejolak)," katanya. "Kami harus menunggu dan melihat bagaimana pasar bereaksi dalam beberapa hari ke depan."

Sentimen negatif bertebaran di seluruh dunia, dimana investor menjadi gelisah atas kenaikan suku bunga dan valuasi tinggi pada saham teknologi.

Selain itu, yield obligasi AS seri benchmark 10-tahun mencapai level tertinggi pada tahun 2011, memicu kekhawatiran bahwa meningkatnya biaya pinjaman dapat memperlambat perekonomian.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini mengkritik Federal Reserve untuk penurunan di pasar saham, mengatakan pada Rabu bahwa dia tidak senang dengan bagaimana bank sentral terus menaikkan suku bunga.

Sementara itu, saham teknologi yang menjadi pemain terbaik tahun ini. Turun lebih dari 3,5% pada minggu ini. Ini adalah minggu terburuk pada sektor teknologi sejak Maret.

"Saya tidak melihat bukti apa yang ingin Anda lihat di permukaan," kata Willie Delwiche, ahli strategi investasi di Baird. Dia mencatat pasar cenderung ke bawah setelah lebih banyak tanda-tanda kapitulasi dan kepanikan meluas, yang belum kita lihat sejauh ini

Indeks Volatilitas Cboe (VIX), secara luas dianggap pengukur terbaik dari ketakutan di pasar, mencapai level tertingginya sejak Februari pekan ini. Ini diperdagangkan pada 25,18 pada Jumat, naik sekitar 70%.

"Ada dua hal yang harus Anda lakukan dalam situasi ini. Pertama, buat inventaris portofolio. Cari tahu apa yang Anda miliki dan mengapa Anda memilikinya," kata John Augustine, kepala investasi di Huntington Private Bank. "Yang kedua adalah membuat daftar belanja."

Dia mencatat volatilitas kemungkinan akan berlanjut melalui musim laba saat ini.

Wells Fargo dan Citigroup, kedua bank ini melaporkan laba yang lebih baik dari perkiraan, bersama dengan J.P. Morgan Chase. Namun, untuk memulai musim laba kuartal ketiga. Wells dan Citigroup masing-masing naik 1,3% dan 2,1%. J.P. Morgan Chase tergelincir 1,1%,.

Ekspektasi untuk musim penghasilan ini tinggi. Analis yang disurvei oleh FactSet memperkirakan pendapatan S&P 500 tumbuh sebesar 19%.

"Dengan penghasilan yang muncul, Anda akan berpikir pasar akan lebih kuat," kata Mark Esposito, CEO Esposito Securities. Di menambahkan pasar masih memiliki ruang untuk berjalan lebih tinggi tetapi mencatat: "Dua hari terakhir mungkin bayangan apa yang bisa kita lihat pada akhir siklus."

Keuntungan dalam saham global Jumat, ditambah dengan rebound teknologi, membantu pasang surutnya tekanan jual baru-baru ini untuk saat ini. Saham Asia ditutup menguat lebih tinggi semalam, sementara saham Eropa naik hampir sepanjang hari. Di AS, Netflix dan Amazon meningkat masing-masing 5,8% dan 4%.
(hps) Next Article Wall Street Ditutup Memerah Lagi, Ada Kabar Buruk Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular