
Dolar & Yield UST Terkoreksi, Pasar Obligasi Domestik Menguat
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
10 October 2018 09:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini, pasar obligasi rupiah pemerintah diprediksi dapat menguat dibanding kemarin akibat turunnya tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan proyeksi penguatan rupiah hari ini.
Analis Fixed Income PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono memprediksi rupiah dapat menguat pada kisaran Rp 15.175 - Rp 15.238 per dolar AS hari ini.
Dengan dasar tersebut, dia menyarankan pelaku pasar surat berharga negara (SBN) untuk menahan (hold) hingga beli (buy) bertahap untuk seri-seri yang tergolong likuid seperti FR0063, FR0064, FR0065, FR0075, FR0077, dan FR0078.
"Kenaikan harga SBN utamanya didorong oleh minimnya rilis data krusial ekonomi AS," ujar Dhian dalam risetnya hari ini (10/10/18).
Prediksi tersebut, tuturnya, sesuai dengan riset pekanan yang sudah dirilis Senin, dimana SBN diprediksi dapat melemah di awal pekan (Senin dan Selasa) sebelum pada akhirnya menguat di hari Rabu, Kamis, dan Jumat.
"Sementara itu, untuk hari Kamis dan Jumat, meski investor perlu waspada, rilis data inflasi AS produsen (PPI, pada Rabu malam) dan konsumen (CPI, pada Kamis malam) per September 2018 secara tahunan diproyeksi menurun.
Sentimen tersebut, lanjutnya, diperkirakan dapat menyebabkan penurunan yield US Treasury dan indeks dolar AS yang pada akhirnya memberikan sentimen positif bagi pergerakan harga SBN pada Kamis dan Jumat.
Menurut dia, dasar dari proyeksi turunnya inflasi (PPI dan CPI) AS adalah berdasarkan analisis sederhana yang menggunakan data historis di mana inflasi AS YoY merupakan lagging indikator dari harga minyak mentah dunia (Brent dan WTI).
Dhian mengatakan hal tersebut diartikan bahwa harga minyak mentah dunia yang cenderung menurun pada bulan Agustus 2018 (dibandingkan Juli 2018) diperkirakan membuat inflasi (YoY) AS pada September 2018 menurun.
(irv/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback
Analis Fixed Income PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Dhian Karyantono memprediksi rupiah dapat menguat pada kisaran Rp 15.175 - Rp 15.238 per dolar AS hari ini.
Dengan dasar tersebut, dia menyarankan pelaku pasar surat berharga negara (SBN) untuk menahan (hold) hingga beli (buy) bertahap untuk seri-seri yang tergolong likuid seperti FR0063, FR0064, FR0065, FR0075, FR0077, dan FR0078.
Prediksi tersebut, tuturnya, sesuai dengan riset pekanan yang sudah dirilis Senin, dimana SBN diprediksi dapat melemah di awal pekan (Senin dan Selasa) sebelum pada akhirnya menguat di hari Rabu, Kamis, dan Jumat.
"Sementara itu, untuk hari Kamis dan Jumat, meski investor perlu waspada, rilis data inflasi AS produsen (PPI, pada Rabu malam) dan konsumen (CPI, pada Kamis malam) per September 2018 secara tahunan diproyeksi menurun.
Sentimen tersebut, lanjutnya, diperkirakan dapat menyebabkan penurunan yield US Treasury dan indeks dolar AS yang pada akhirnya memberikan sentimen positif bagi pergerakan harga SBN pada Kamis dan Jumat.
Menurut dia, dasar dari proyeksi turunnya inflasi (PPI dan CPI) AS adalah berdasarkan analisis sederhana yang menggunakan data historis di mana inflasi AS YoY merupakan lagging indikator dari harga minyak mentah dunia (Brent dan WTI).
Dhian mengatakan hal tersebut diartikan bahwa harga minyak mentah dunia yang cenderung menurun pada bulan Agustus 2018 (dibandingkan Juli 2018) diperkirakan membuat inflasi (YoY) AS pada September 2018 menurun.
(irv/hps) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback
Most Popular