Yield Obligasi Kembali Melonjak, Wall Street akan Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
09 October 2018 19:54
Imbal hasil (yield) obligasi yang kian menarik membuat bursa saham AS ditinggalkan investor
Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka melemah pada perdagangan hari ini. Sebab, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan penurunan sebesar 94 poin pada saat pembukaan, sementara S&P 500 dan Nasdaq diimplikasikan turun masing-masing sebesar 10 dan 26 poin.

Imbal hasil (yield) obligasi yang kian menarik membuat bursa saham AS ditinggalkan investor. Pada perdagangan hari ini, yield obligasi AS tenor 10 tahun naik menjadi 3,2461%, dari yang sebelumnya 3,227%. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak 2011.

Persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak empat kali oleh the Federal Reserve merupakan penyebabnya. Pelaku pasar kian yakin normalisasi pada Desember akan dieksekusi oleh the Fed seiring dengan kinclongnya data tenaga kerja di Negeri Paman Sam.

Pada Jumat (5/10/2018), angka penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode September versi pemerintah AS diumumkan sebesar 134.000, dibawah estimasi Refinitiv yang sebesar 185.000. Angka ini merupakan yang terburuk sejak September 2017.

Namun di sisi lain, tingkat pengangguran justru turun menjadi 3,7% dari yang sebelumnya 3,8%. Level tersebut merupakan yang terendah sejak 1969 dan lebih baik dari konsensus yang memperkirakan tingkat pengangguran tak berubah di level 3,8%.
Sebenarnya, saham-saham bank di AS beberapa kali terkerek naik kala yield obligasi AS naik. Ini lantaran mereka ikut berinvestasi dalam instrumen tersebut sehingga kenaikan yield bisa menguntungkan mereka.

Namun, kala yield sudah berada di level yang sangat tinggi seperti saat ini, pelaku pasar saham akan dibuat tergiur untuk melepas saham-saham yang dimilikinya sembari bersiap untuk masuk ke pasar obligasi.

Selain itu, tingginya yield akan membuat perusahaan-perusahaan di AS berpikir ulang untuk melakukan ekspansi seiring dengan tingginya biaya penerbitan obligasi. Pada akhirnya, laju perekonomian bisa menjadi lesu. Jika hal ini yang terjadi, tentu kinerja dari perbankan akan tertekan.

Pada hari ini, tidak ada data ekonomi penting yang dijadwalkan untuk dirilis di AS.

Sementara pada Rabu (10/10/2018) pukul 08:10 WIB, anggota FOMC John Williams dijadwalkan berbicara mengenai kebijakan moneter di Central Banking Forum yang diselenggarakan Bank Indonesia dan the Federal Reserve Bank of New York di Bali.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(miq/miq) Next Article Netflix Sang Juara Saham!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular