
IHSG Berhasil Bertahan di Sesi I, Meskipun Rupiah Tertekan
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
09 October 2018 12:47

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Selasa (9/10/2018) berhasil menutup sesi I dengan penguatan 0,11% ke level 5.767. Indeks sektor keuangan menjadi motor utama kenaikan IHSG dengan penguatan 0,59%.
Meskipun rupiah masih terkoreksi terhadap dolar Amerika Serikat (AS), namun pelemahannya semakin menipis dibandingkan level tadi pagi. Hingga pukul 12:02 WIB, US$1 diperdagangkan pada level Rp 15.225, pelemahannya tersisa 0,04% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Nilai transaksi IHSG pada setengah hari pertama ini mencapai Rp 2,9 triliun, adapun investor asing masih kembali melakukan aksi jual portofolio sahamnya (net sell) senilai Rp 184 miliar di pasar reguler, menjadikan investor asing sudah keluar Rp 54,6 triliun secara tahun berjalan (yoy).
Adapun saham-saham paling banyak dijual asing adalah: PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) Rp 56 miliar, PT Panin Financial (PNLF) Rp 53 miliar, PT United Tractors (UNTR) Rp 27 miliar, PT Bank Negara Indonesia (BBNI) Rp 21 miliar dan PT Semen Indonesia (SMGR) Rp 18 miliar.
Pagi tadi, IHSG mengawali perdagangan dengan penguatan 0,19%, penguatannya kemudian bertambah hingga level 5.796 (+0,61%) pada pukul 9:32 WIB, melanjutkan penguatan kemarin karena level IHSG saat ini dinilai cukup menarik sehingga aksi beli saham pilihan dilancarkan para pelaku pasar.
Selanjutnya penguatan IHSG berukurang, hal ini seiring dengan bursa utama Asia yang bergerak bervariatif, yakni; Indeks Nikkei turun 1,24%, Shanghai naik 0,42%, Hang seng naik 0,52%, indeks ASX turun 0,83%.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
Pada sesi kedua hari ini, kami memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas. Dilihat dari pola grafik yang berbentuk flat (doji), pola tersebut tidak menunjukan arah tertentu baik akan melemah atau menguat (netral).
Kami juga memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang sempit antara 5.735 hingga 5.781, rentang tersebut didasarkan perhitungan deret fibonacci retrachment yang kami terapkan pada grafik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: Data Penjualan Ritel Naik Tinggi, Mampukah IHSG Menguat?
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Meskipun rupiah masih terkoreksi terhadap dolar Amerika Serikat (AS), namun pelemahannya semakin menipis dibandingkan level tadi pagi. Hingga pukul 12:02 WIB, US$1 diperdagangkan pada level Rp 15.225, pelemahannya tersisa 0,04% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Nilai transaksi IHSG pada setengah hari pertama ini mencapai Rp 2,9 triliun, adapun investor asing masih kembali melakukan aksi jual portofolio sahamnya (net sell) senilai Rp 184 miliar di pasar reguler, menjadikan investor asing sudah keluar Rp 54,6 triliun secara tahun berjalan (yoy).
Selanjutnya penguatan IHSG berukurang, hal ini seiring dengan bursa utama Asia yang bergerak bervariatif, yakni; Indeks Nikkei turun 1,24%, Shanghai naik 0,42%, Hang seng naik 0,52%, indeks ASX turun 0,83%.
Lalu, bagaimana pergerakan IHSG pada sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:
![]() |
Pada sesi kedua hari ini, kami memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas. Dilihat dari pola grafik yang berbentuk flat (doji), pola tersebut tidak menunjukan arah tertentu baik akan melemah atau menguat (netral).
Kami juga memperkirakan IHSG akan bergerak di rentang sempit antara 5.735 hingga 5.781, rentang tersebut didasarkan perhitungan deret fibonacci retrachment yang kami terapkan pada grafik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: Data Penjualan Ritel Naik Tinggi, Mampukah IHSG Menguat?
(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
Most Popular