
Ada Mantan Menteri Sebut Rupiah Bisa Tembus Rp 16.000/US$
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
08 October 2018 17:45

Pelemahan rupiah yang terjadi saat ini, wajar dikhawatirkan oleh sebagian pihak terlebih bagi korporasi. Dampak meningkatnya nilai utang dalam valas menjadi salahnya satunya. Namun pelemahan rupiah saat ini, sejatinya memang tidak bisa dihindari.
Penguatan dolar seiring dengan agresifnya bank sentral AS Federal Reserve, jadi biang kerok utama lesunya mata uang global termasuk rupiah. Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, pelemahan saat ini jangan dilihat dari level semata. Jika ditelisik, memang volitalitas rupiah tahun ini masih lebih kecil dibandingkan krisis moneter 1998.
Saat terjadi krisis pada Juli 1998, rupiah terdepresiasi hingga 116,67% dari posisi di awal tahun. Artinya, pelemahan saat ini belum terlalu mengkhawatirkan. BI sendiri terus berupaya dengan menjaga stabilitas nilai tukar. Ini terlihat dari berkurangnya cadangan devisa sejak awal tahun hingga US$17,2 miliar.
Penurunan devisa memang bukan berita baik, namun BI sebagai garda terdepan perlu melakukan intervensi untuk menjaga ketersediaan dolar di pasar. Pengaruh global yang begitu kuat memang tidak bisa dihindari. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, hal tersebut akan mereda dan mengembalikan rupiah ke posisi fundamentalnya.
Pages
Most Popular