
Rupiah Terus Merosot Terhadap SGD, Terlemah Sepanjang Sejarah
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
08 October 2018 09:35

Jakarta, CNBC Indonesia- Awal pekan ini, Kurs rupiah kembali mencetak rekor pelemahan baru di hadapan dolar Singapura. Kondisi ini terjadi setelah rilis data cadangan devisa Indonesia per September kembali turun.
Pada Senin (8/10/2018), pukul 09:12 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.990,38 atau melemah 0,17 % dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Ini adalah posisi terlemah sepanjang sejarah, mengalahkan rekor jumat pekan lalu. (grafis) Jumat pekan lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan perkembangan cadangan devisa (cadev) per September 2018 turun US$3,12 miliar ke posisi US$114,8 miliar.
Penurunan cadev, salah satunya disebabkan stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Selama periode September, rupiah terdepresiasi hingaa Rp 125/US$ atau 1,19% ke posisi Rp 14.900/US$.
Jika saja BI tidak melakukan intervensi, bisa jadi pelemahan rupiah jauh lebih dalam. Terlebih, BI baru kembali menaikkan suku bunga acuannya pada akhir September.
Penurunan cadev sendiri jadi sentimen negatif, sebab memunculkan persepsi jika ekonomi Indonesia semakin rentan terhadap risiko eksternal.
Di pihak lain, Monetery Authority of Singapore (MAS) pada hari ini akan merilis data cadev per September 2018. Konsensus trading economics memperkirakan, cadev akan naik ke level SG$ 398,7 miliar atau US$288miliar.
Angka ini naik US$610 juta dibandingkan periode sebelumnya sebesar US$ 287,39 miliar. (kurs US$1= SG$ 1,38). Kondisi cadev Singapura yang lebih baik memunculkan persepsi tersendiri di mata investor.
Perekonomian Negeri Merlion dinilai lebih kuat terhadap guncangan dari risiko eksternal dibandingkan Indonesia. Penilaian ini ikut berimbas kepada penguatan dolar Singapura, sehingga rupiah tertekan dan mencetak rekor pelemahan baru.
Sementara itu, harga jual dolar Singapura semakin mantap di atas Rp 11.000/SG$. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 09:32 WIB:
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/hps) Next Article Rupiah Terlemah Sepanjang Sejarah di Hadapan SGD
Pada Senin (8/10/2018), pukul 09:12 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.990,38 atau melemah 0,17 % dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Ini adalah posisi terlemah sepanjang sejarah, mengalahkan rekor jumat pekan lalu. (grafis) Jumat pekan lalu, Bank Indonesia (BI) mengumumkan perkembangan cadangan devisa (cadev) per September 2018 turun US$3,12 miliar ke posisi US$114,8 miliar.
Penurunan cadev, salah satunya disebabkan stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Selama periode September, rupiah terdepresiasi hingaa Rp 125/US$ atau 1,19% ke posisi Rp 14.900/US$.
Penurunan cadev sendiri jadi sentimen negatif, sebab memunculkan persepsi jika ekonomi Indonesia semakin rentan terhadap risiko eksternal.
Di pihak lain, Monetery Authority of Singapore (MAS) pada hari ini akan merilis data cadev per September 2018. Konsensus trading economics memperkirakan, cadev akan naik ke level SG$ 398,7 miliar atau US$288miliar.
Angka ini naik US$610 juta dibandingkan periode sebelumnya sebesar US$ 287,39 miliar. (kurs US$1= SG$ 1,38). Kondisi cadev Singapura yang lebih baik memunculkan persepsi tersendiri di mata investor.
Perekonomian Negeri Merlion dinilai lebih kuat terhadap guncangan dari risiko eksternal dibandingkan Indonesia. Penilaian ini ikut berimbas kepada penguatan dolar Singapura, sehingga rupiah tertekan dan mencetak rekor pelemahan baru.
Sementara itu, harga jual dolar Singapura semakin mantap di atas Rp 11.000/SG$. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 09:32 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.752,00 | Rp 11.071,00 |
Bank BNI | Rp 10.864,00 | Rp 11.124,00 |
Bank BRI | Rp 10.925,89 | Rp 11.039,43 |
Bank BCA | Rp 10.778,00 | Rp 11.003,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/hps) Next Article Rupiah Terlemah Sepanjang Sejarah di Hadapan SGD
Most Popular