Dolar AS Menguat Lagi Dekati Rp 15.200

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 October 2018 09:04
Dolar AS Menguat Lagi Dekati Rp 15.200
Foto: Warga melakukan transaksi penukaran mata uang asing di salah satu pusat penukaran mata uang di Jakarta.
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Bahkan dolar AS kian dekat ke level baru yaitu Rp 15.200. 

Pada Senin (8/10/2018), US$1 dibuka Rp 15.184 di pasar perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,06% dibandingkan penutupan perdagangan akhir pekan lalu. 

Seiring perjalanan pasar, rupiah terus melemah. Pada pukul 08:36 WIB, US$ 1 sama dengan Rp 15.186 di mana pelemahan rupiah semakin dalam di 0,07%.  

Lalu pada pukul 08:52 WIB, rupiah kian lemah. Dolar AS sudah berada di Rp 15.190 dan rupiah melemah 0,1%. Tinggal 10 poin lagi maka dolar AS akan menembus Rp 15.200. 

Pertanda pelemahan rupiah sudah tercium di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF) sebelum pasar spot dibuka. Kurs di pasar DF kerap kali mewarnai perkembangan di pasar spot. 


Senada dengan rupiah, mayoritas mata uang utama Asia pun melemah di hadapan dolar AS. Pelemahan terdalam dialami oleh yuan China. 

Negeri Tirai Bambu kemungkinan dalam posisi terjepit karena AS tengah berupaya menggandeng sekutu dalam bidang perdagangan. AS sedang dalam pembicaraan dengan Jepang dan Uni Eropa untuk menurunkan bea masuk beberapa produk, salah satunya otomotif. 

Jika AS, Jepang, dan Uni Eropa berkongsi, maka posisi China akan sulit karena dikepung dari segala arah. Posisi yang tidak menguntungkan ini membuat pelaku pasar memilih untuk meninggalkan pasar keuangan Negeri Panda sehingga yuan pun melemah lumayan dalam. 

Faktor lain adalah Bank Sentral China (PBoC) menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 1%. Ini akan membuat likuiditas yuan bertambah sekitar CNY 1,2 triliun. Semakin banyak yuan yang beredar tentu nilainya turun alias melemah. 

Selain itu, pasar keuangan China juga baru dibuka hari ini setelah libur panjang pekan lalu. Mungkin investor masih jetlag dan berupaya mencerna berbagai isu yang terlewat selama pasar tutup sehingga aksi jual tidak terhindarkan.                    

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia pada pukul 08:42 WIB: 

Mata UangKursPerubahan (%)
USD/JPY113.880.16
USD/CNY6.890.41
USD/KRW1,129.70(0.13)
USD/TWD30.87(0.14)
USD/HKD7.830.01
USD/INR73.760.20
USD/MYR4.150.10
USD/SGD1.38(0.01)
USD/THB32.810.03
USD/PHP54.2(0.02)
 

Dolar AS memang masih perkasa. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback secara relatif di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,07% pada pukul 08:46 WIB. 

Hari ini, bensin penguatan dolar AS berasal dari data ekonomi Negeri Paman Sam yang terus positif. Akhir pekan lalu, Kementerian Ketenagakerjaan AS merilis angka pengangguran sebesar 3,7% pada September. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 3,9% dan lebih baik dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters di angka 3,8%. Angka pengangguran 3,7% sekaligus menjadi catatan terbaik sejak 1969. 

Artinya, ada ekspektasi bahwa permintaan di AS akan naik seiring perbaikan konsumsi dan daya beli masyarakat. Ini membuat The Federal Reserve/The Fed akan semakin yakin untuk meneruskan tren kenaikan suku bunga acuan. 

Pelaku pasar memperkirakan kenaikan suku bunga acuan berikutnya akan terjadi pada Desember. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin pada rapat The Fed 19 Desember mencapai 79,7%. 

Kenaikan suku bunga acuan akan merangsang kenaikan imbalan investasi di AS, terutama di instrumen berpendapatan tetap. Maka tidak heran arus modal masih berkerumun di sekitar Negeri Adidaya yang membuat greenback kian perkasa. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular