
Pelemahan Rupiah Lawan SGD Cetak Rekor Baru Lagi
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
05 October 2018 09:43

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah kembali terhempas di hadapan dolar Singapura pagi ini, sehingga menciptakan rekor pelemahan baru. Kondisi ini terjadi jelang pengumuman data terbaru cadangan devisa antar kedua negara.
Pada Jumat (5/10/2018), pukul 09:10 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.983,20. Rupiah melemah tipis 0,03 % dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Ini adalah rekor pelemahan tertinggi, mengalahkan rekor hari sebelumnya.
Sore nanti, Bank Indonesia (BI) dijadwalkan akan mengumumkan perkembangan cadangan devisa (cadev) per September 2018.
Konsensus yang dihimpun oleh trading economics memperkirakan, cadev berada di posisi US$117,5 miliar atau turun US$0,4 miliar dari periode sebelumnya yang sebesar US$117,9 miliar.
Menurunnya cadev, salah satunya disebabkan stabilisasi nilai tukar rupiah oleh BI. Depresiasi rupiah selama bulan September mencapai Rp 125/US$ atau 1,19% sehingga posisi rupiah berada di level Rp 14.900/US$.
Jika saja BI tidak melakukan intervensi, bisa jadi pelemahan rupiah jauh lebih dalam. Terlebih, BI baru kembali menaikkan suku bunga acuannya pada akhir September.
Di lain pihak, Monetery Authority of Singapore (MAS) pada senin pekan depan juga akan merilis data cadev per September 2018.
Konsensus trading economics memperkirakan, cadev akan naik ke level SG$ 398,7 miliar atau US$288miliar. Angka ini naik US$610 juta dibandingkan periode sebelumnya sebesar US$ 287,39 miliar. (kurs US$1= SG$ 1,38).
Kondisi cadev Singapura yang lebih baik dari Indonesia, memicu persepsi jika perekonomian Negeri Merlion akan lebih kuat terhadap guncangan dari risiko eksternal.
Hal ini ikut menjadi sentimen penguatan bagi dolar Singapura, sehingga berhasil mengirim rupiah ke posisi terlemahnya.
Sementara itu, harga jual dolar Singapura semakin mantap di atas Rp 11.000/SG$. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 09:32 WIB:
Pada Jumat (5/10/2018), pukul 09:10 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.983,20. Rupiah melemah tipis 0,03 % dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Ini adalah rekor pelemahan tertinggi, mengalahkan rekor hari sebelumnya.
Konsensus yang dihimpun oleh trading economics memperkirakan, cadev berada di posisi US$117,5 miliar atau turun US$0,4 miliar dari periode sebelumnya yang sebesar US$117,9 miliar.
Menurunnya cadev, salah satunya disebabkan stabilisasi nilai tukar rupiah oleh BI. Depresiasi rupiah selama bulan September mencapai Rp 125/US$ atau 1,19% sehingga posisi rupiah berada di level Rp 14.900/US$.
Jika saja BI tidak melakukan intervensi, bisa jadi pelemahan rupiah jauh lebih dalam. Terlebih, BI baru kembali menaikkan suku bunga acuannya pada akhir September.
Di lain pihak, Monetery Authority of Singapore (MAS) pada senin pekan depan juga akan merilis data cadev per September 2018.
Konsensus trading economics memperkirakan, cadev akan naik ke level SG$ 398,7 miliar atau US$288miliar. Angka ini naik US$610 juta dibandingkan periode sebelumnya sebesar US$ 287,39 miliar. (kurs US$1= SG$ 1,38).
Kondisi cadev Singapura yang lebih baik dari Indonesia, memicu persepsi jika perekonomian Negeri Merlion akan lebih kuat terhadap guncangan dari risiko eksternal.
Hal ini ikut menjadi sentimen penguatan bagi dolar Singapura, sehingga berhasil mengirim rupiah ke posisi terlemahnya.
Sementara itu, harga jual dolar Singapura semakin mantap di atas Rp 11.000/SG$. Berikut data kurs dolar Singapura di empat bank utama nasional hingga pukul 09:32 WIB:
Bank | Harga Beli | Harga Jual |
Bank Mandiri | Rp 10.766,00 | Rp 11.085,00 |
Bank BNI | Rp 10.856,00 | Rp 11.116,00 |
Bank BRI | Rp 10.911,78 | Rp 11.062,36 |
Bank BCA | Rp 10.802,00 | Rp 11.027,00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(alf/ags) Next Article Perang Dagang Reda Bikin Dolar Singapura Tekan Rupiah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular