
Analisis Teknikal
Penguatan Dolar Berdampak Negatif Terhadap Harga Batu Bara
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
03 October 2018 15:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Sempat mengalami penurunan hingga US$113/metrik ton (MT)pada 20 September 2018, harga batu bara ICE Newcastle diperdagangkan di US$114,05/metrik ton (MT) hari ini Rabu (3/10/2018).
Menguatnya harga batu bara sepekan ini seiring dengan penguatan harga minyak mentah dunia. Harga si batu hitam sendiri sudah mengalami kenaikan 11,11% sejak awal tahun.
Namun demikian, harga batu bara berpotensi terkoreksi, salah satu penyebabnya adalah menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) yang membawa sentimen negatif bagi pergerakan harga batu bara. Penguatan dolar AS akan membuat harga batu bara menjadi relatif mahal bagi pemegang mata uang selain greenback.
Selain itu, persepsi penurunan permintaan yang datang dari data ekonomi China cukup mengecewakan. Indeks manufaktur PMI China jatuh ke angka 50,8 edisi September 2018.
Data-data tersebut mengonfirmasi bahwa perang dagang AS vs China telah mendinginkan perekonomian Negeri Tirai Bambu. Akibatnya, permintaan batu bara pun dipastikan terpukul. Pasalnya, China adalah importir batu bara terbesar di dunia.
Bagaimana harga batu bara kedepannya. Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal terhadap harga batu bara dengan hasil sebagai berikut sebagai berikut.
Harga batu bara pada tahun 2018 masih di $US 106, kemudian cenderung bergerak turun sejak akhir februari hingga akhir april, bahkan sempat menyentuh $US 92 yang terjadi pada 17 April 2018 seiring perlambatan ekonomi China. Sejak saat itu harganya bangkit hingga menembus US$119/metrik ton (MT).
Berdasarkan analisa pergerakan harga, batu bara cenderung turun. Ada potensi menembus level penopang harganya pada US$109/metrik ton (MT).
Hal itu terlihat dari pergerakannya yang terus menjauh dengan bergerak dibawah rerata pergerakan harganya selama 5, 10 dan 50 hari (MA, 5. MA 10 dan MA 50), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA).
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: Dolar AS Perkasa, Harga Batu Bara Terpeleset
(yam/hps) Next Article Kecelakaan Tambang di China, Batu Bara Masih Berpotensi Reli
Menguatnya harga batu bara sepekan ini seiring dengan penguatan harga minyak mentah dunia. Harga si batu hitam sendiri sudah mengalami kenaikan 11,11% sejak awal tahun.
Namun demikian, harga batu bara berpotensi terkoreksi, salah satu penyebabnya adalah menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) yang membawa sentimen negatif bagi pergerakan harga batu bara. Penguatan dolar AS akan membuat harga batu bara menjadi relatif mahal bagi pemegang mata uang selain greenback.
Data-data tersebut mengonfirmasi bahwa perang dagang AS vs China telah mendinginkan perekonomian Negeri Tirai Bambu. Akibatnya, permintaan batu bara pun dipastikan terpukul. Pasalnya, China adalah importir batu bara terbesar di dunia.
Bagaimana harga batu bara kedepannya. Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal terhadap harga batu bara dengan hasil sebagai berikut sebagai berikut.
![]() |
Berdasarkan analisa pergerakan harga, batu bara cenderung turun. Ada potensi menembus level penopang harganya pada US$109/metrik ton (MT).
Hal itu terlihat dari pergerakannya yang terus menjauh dengan bergerak dibawah rerata pergerakan harganya selama 5, 10 dan 50 hari (MA, 5. MA 10 dan MA 50), berdasarkan indikator teknikal rerata pergerakan harga (moving average/MA).
TIM RISET CNBC INDONESIA
Baca: Dolar AS Perkasa, Harga Batu Bara Terpeleset
(yam/hps) Next Article Kecelakaan Tambang di China, Batu Bara Masih Berpotensi Reli
Most Popular