
Sentimen Eksternal Dominan, Bursa Hong Kong Anjlok 1,05%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 October 2018 08:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Hang Seng anjlok 1,05% pada saat pembukaan perdagangan ke level 26.840,2. Sementara itu, bursa saham China masih diliburkan seiring dengan perayaan National Day Golden Week.
Sejatinya, ada sentimen positif bagi bursa saham Hong Kong yakni penjualan barang-barang ritel periode Agustus yang diumumkan tumbuh sebesar 8,1% YoY, mengalahkan capaian periode sebelumnya yang sebesar 5,9% YoY.
Namun, indeks Hang Seng harus pasrah terseret ke zona merah lantaran sentimen eksternal yang lebih dominan. Tercapainya kesepakatan antara AS dengan Kanada terkait kerangka baru dari North American Free Trade Agreement (NAFTA) membuat pelaku pasar optimis bahwa hal serupa juga dapat terjadi dengan China.
Namun, kini harapan itu seolah sirna. Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa diskusi dengan China di bidang perdagangan tidak berkembang. Kudlow bahkan berani menyebut bahwa kesepakatan dengan China tidak akan tercapai dalam waktu dekat.
"Tidak ada yang dekat (kesepakatan dagang) dengan China," papar Kudlow seperti dikutip dari CNBC International. "Saya rasa ada diskusi yang sedang berlangsung. Tidak, saya tak ingin mengatakan bahwa itu (kesepakatan dagang) sudah dekat."
Lebih lanjut, mantan anchor CNBC International itu menyebut bahwa Presiden AS Donald Trump tidak puas dengan perkembangan dari dialog dagang dengan China. Saat ini, terlihat bahwa perekonomian AS dan China sama-sama sudah terdampak oleh perang dagang yang tengah terjadi. Pada hari minggu (30/9/2018), data Caixin Manufacturing PMI di China periode September diumumkan di level 50, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 50,5.
Kemudian kemarin (1/10/2018), data ISM Manufacturing PMI di AS periode September diumumkan di level 59,8, lebih rendah dari ekspetasi yang sebesar 60,1. Selain itu, kisruh mengenai anggaran belanja pemerintahan Italia juga membuat investor melarikan diri dari bursa saham Hong Kong.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy/roy) Next Article Brexit Diperpanjang, Hang Seng Melemah Saat Jeda
Sejatinya, ada sentimen positif bagi bursa saham Hong Kong yakni penjualan barang-barang ritel periode Agustus yang diumumkan tumbuh sebesar 8,1% YoY, mengalahkan capaian periode sebelumnya yang sebesar 5,9% YoY.
Namun, indeks Hang Seng harus pasrah terseret ke zona merah lantaran sentimen eksternal yang lebih dominan. Tercapainya kesepakatan antara AS dengan Kanada terkait kerangka baru dari North American Free Trade Agreement (NAFTA) membuat pelaku pasar optimis bahwa hal serupa juga dapat terjadi dengan China.
"Tidak ada yang dekat (kesepakatan dagang) dengan China," papar Kudlow seperti dikutip dari CNBC International. "Saya rasa ada diskusi yang sedang berlangsung. Tidak, saya tak ingin mengatakan bahwa itu (kesepakatan dagang) sudah dekat."
Lebih lanjut, mantan anchor CNBC International itu menyebut bahwa Presiden AS Donald Trump tidak puas dengan perkembangan dari dialog dagang dengan China. Saat ini, terlihat bahwa perekonomian AS dan China sama-sama sudah terdampak oleh perang dagang yang tengah terjadi. Pada hari minggu (30/9/2018), data Caixin Manufacturing PMI di China periode September diumumkan di level 50, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 50,5.
Kemudian kemarin (1/10/2018), data ISM Manufacturing PMI di AS periode September diumumkan di level 59,8, lebih rendah dari ekspetasi yang sebesar 60,1. Selain itu, kisruh mengenai anggaran belanja pemerintahan Italia juga membuat investor melarikan diri dari bursa saham Hong Kong.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(roy/roy) Next Article Brexit Diperpanjang, Hang Seng Melemah Saat Jeda
Most Popular