Yen Jepang Sudah Menguat, Rupiah Masih Terlemah di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 October 2018 13:17
Rupiah Terbeban Sentimen Domestik
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Bagaimana dengan rupiah? Apakah faktor domestik bisa membantu rupiah untuk menguat? 

Sepertinya belum. Justru faktor domestik menambah beban rupiah. 

Risiko terbesar bagi rupiah adalah transaksi berjalan (current account). Pada kuartal II-2018, transaksi berjalan mencatat defisit yang cukup dalam yaitu 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini merupakan yang paling dalam sejak kuartal II-2014. 

Rupiah kekurangan pasokan valas sebagai pijakan untuk menguat karena tidak ada suplai dari ekspor-impor barang dan jasa. Sementara dari jalur pasar keuangan, arus modal berupa investasi portofolio juga menghindari Indonesia karena tersedot ke AS. 

Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah cenderung naik. Artinya harga instrumen ini sedang turun karena sepi peminat atau bahkan ada aksi jual. 

Pada pukul 13:07 WIB, yield obligasi pemerintah tenor 1 tahun naik 7,6 basis poin (bps). Kemudian untuk tenor 3 tahun naik 0,3 bps, tenor 10 tahun naik 0,3 bps, dan 30 tahun naik 3,7 bps. 

Apalagi kemungkinan defisit transaksi transaksi berjalan ke depan masih akan defisit, dan mungkin cukup dalam. Pasalnya, harga minyak sedang dalam tren naik akibat semakin dekatnya sanksi AS terhadap Iran. 

Dalam sebulan terakhir, harga minyak jenis brent melonjak 8,82%. Dengan semakin dekatnya pemberian sanksi AS kepada Iran yaitu 4 November, harga minyak bisa semakin terdongrak. 

Indonesia adalah negara net importir minyak. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan, sepanjang Januari-Agustus 2018 Indonesia mencatatkan defisit perdagangan migas sebesar US$ 8,35 miliar. Jika harga minyak makin mahal, maka defisit ini bisa membengkak walaupun jumlah yang diimpor tidak berubah. 

Rupiah tidak (atau belum, siapa yang tahu) seberuntung yen. Rupiah malah tertekan luar dalam karena faktor domestik ikut menambah beban rupiah yang sudah berat karena kuatnya greenback.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular