Rupiah Terlemah di Asia, Tahun Ini, dan Sejak 1998

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 October 2018 09:38
Apa Boleh Buat, Dolar AS Memang Kuat
Ilustrasi Dolar AS (REUTERS/Thomas White)
Kalau dolar AS sedang dalam tren menguat memang apa boleh buat. Pada pukul 09:20 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,01%. Penguatan Dollar Index memang terbatas tetapi berlangsung konsisten. 

Dalam seminggu terakhir, Dollar Index sudah menguat 1,25%. Sementara dalam 6 bulan ke belakang penguatannya mencapai 5,66% dan sejak awal tahun sudah menanjak 3,45%. 

Setidaknya ada dua faktor yang membuat dolar AS perkasa. Pertama adalah kebijakan moneter AS yang semakin ketat. 

Pekan lalu, The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) ke 2-2,25% atau median 2,125%. Bahkan kemungkinan besar The Fed masih akan sekali lagi menaikkan suku bunga pada tahun ini, diperkirakan terjadi pada Desember. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan kenaikan Federal Funds Rate sebesar 25 bps dalam rapat 19 Desember mencapai 80,1%. 

Tidak berhenti sampai di situ, proses normalisasi kebijakan moneter AS masih berlangsung setidaknya sampai 2020. Pada 2019, diperkirakan ada tiga kali kenaikan suku bunga acuan dan setidaknya sekali lagi pada 2020. Saat itu, median suku bunga acuan ada di sekitar 3,4%. Kemudian pada 2021 suku bunga acuan kemungkinan bertahan, sebelum mulai turun ke arah 3% dalam jangka menengah-panjang. 

Oleh karena itu, dolar AS kemungkinan masih akan menguat sampai 2020 karena didorong kenaikan suku bunga acuan. Saat suku bunga acuan naik, maka imbalan investasi (terutama di instrumen berpendapatan tetap) akan ikut terkerek. Ini akan membuat dolar AS diburu pelaku pasar. 

Faktor kedua adalah perkembangan di Eropa. Investor mencemaskan dinamika politik anggaran di Italia. 

Pemerintah Italia pimpinan Perdana Menteri Giuseppe Conte berencana menyusun defisit anggaran 2,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2019-2021. Padahal pemerintahan sebelumnya berencana membuat anggaran berimbang atau balance budget pada 2020. 

Ingatan investor kembali pada 2009-2010 di mana Italia dan negara-negara lain di Eropa mengalami krisis fiskal. Krisis itu menjadi sentimen negatif yang menyebar ke pasar keuangan seluruh dunia. 

Oleh karena itu investor dipaksa main aman. Aset-aset safe haven pun menjadi buruan, utamanya dolar AS. Selain aman, ya itu tadi, greenback juga menjanjikan cuan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular