Dibuka Menguat, Saat Tutup Bursa Saham Asia Malah Melemah

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 October 2018 17:37
Perdagangan di bursa saham China dan Hong Kong diliburkan seiring dengan peringatan National Day.
Foto: Bursa Korea Selatan (REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali hari di zona hijau, bursa saham utama kawasan Asia justru ditutup melemah: indeks Strait Times turun 0,05%, indeks Kospi turun 0,18% dan indeks Nikkei naik 0,52%. Sementara itu, perdagangan di bursa saham China dan Hong Kong diliburkan seiring dengan peringatan National Day.

Sejatinya, ada sejumlah sentimen positif dari kawasan regional. Pada hari Jumat (28/9/2018) tingkat pengangguran di Jepang periode Agustus diumumkan sebesar 2,4%, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 2,5%.

Di Singapura, penyaluran kredit perbankan membaik menjadi SGD 669,9 miliar pada bulan Agustus, dari yang sebelumnya SGD 667,5 miliar pada bulan Juli. Capaian pada bulan Juli tersebut merupakan yang terendah dalam 4 bulan.

Penyaluran kredit kepada sektor bisnis naik menjadi SGD 404,7 miliar, dari yang sebelumnya SGD 402,5 miliar. Sementara itu, penyaluran kredit kepada konsumen naik menjadi SGD 265,2 miliar, dari yang sebelumnya SGD 265,1 miliar.

Sementara di Korea Selatan, pada pagi hari ini Nikkei Manufacturing PMI periode September diumumkan sebesar 51,3, mengalahkan capaian periode sebelumnya yang sebesar 49,9.

Lebih lanjut, AS dan Kanada pada akhirnya berhasil menyepakati kerangka baru dari North American Free Trade Agreement (NAFTA), menurut pejabat senior pemerintahan AS, seperti diberitakan oleh CNBC International.

Menurut pejabat tersebut, kerangka NAFTA yang baru telah dinamai USMCA atau the United States-Mexico-Canada Agreement. Rencananya, para pimpinan negara akan menandatangani perjanjian tersebut sebelum akhir November dan setelahnya akan diserahkan ke Kongres.

Salah satu hal yang berhasil disetujui adalah Kanada akan membuka pasar yang lebih luas bagi produk susu (dairy) asal AS, serta pembatasan ekspor mobil pabrikan Kanada ke AS.

"Ini adalah sungguhan, dan ini akan mengubah hidup masyarakat, dan ini akan membuat perekonomian AS lebih kuat dan lebih baik," kata sumber tersebut kepada CNBC International.

Sayangnya, sentimen negatif dari China membuat bursa saham Asia tertekan. Kemarin (30/9/2018), data Caixin Manufacturing PMI periode September diumumkan di level 50, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 50,5.

Nampaknya, perang dagang yang tengah berlangsung dengan AS sudah mempengaruhi aktivitas ekonomi di Negeri Panda.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Bursa Asia Hijau Royo-royo, Nikkei Paling Kencang!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular