Jelang Pertemuan IMF-World Bank, Saham-Saham Ini Bisa Dilirik

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
01 October 2018 12:47
Pasalnya, ada banyak emiten yang kinerjanya bisa diuntungkan sehingga bisa membuat harga sahamnya terkerek naik.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertemuan antara International Monetary Fund (IMF) dan World Bank akan segera dimulai. Perhelatan ini terbilang cukup penting, mengingat akan dihadiri oleh lebih dari 15 ribu orang yang terdiri dari anggota parlemen, pejabat negara, pengamat internasional, akademisi, wartawan, dan perwakilan lembaga internasional. Perhelatan ini akan digelar pada 8-14 Oktober 2018 di Bali.

Bagi investor, selain penting untuk mengamati hasil dari pertemuan dua lembaga besar dunia tersebut, sejatinya pertemuan yang akan segera digelar berpotensi memberikan cuan di pasar saham. Pasalnya, ada banyak emiten yang kinerjanya bisa diuntungkan sehingga bisa membuat harga sahamnya terkerek naik.

Tim Riset CNBC Indonesia merangkum emiten-emiten yang dimaksud.

Sektor Transportasi
Sektor transportasi menjadi salah satu sektor yang diuntungkan dari pertemuan IMF-World Bank. Para undangan yang hadir, baik dari dalam maupun luar negeri, tentu menggunakan transportasi udara untuk sampai ke Bali. Dengan demikian, maka saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) patut dilirik.

Selain itu, emiten-emiten operator taksi juga berpotensi untuk mendongkrak pendapatannya, seiring dengan lonjakan permintaan yang akan terjadi. Saham PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) bisa dilirik.

Sektor Perhotelan
Kebutuhan untuk akomodasi menjadi tak terhindarkan bagi lebih dari 15 ribu orang yang akan berpartisipasi. Untuk itu, saham-saham emiten perhotelan bisa mulai dikoleksi dari sekarang, tentunya dengan memperhatikan likuiditasnya mengingat saham-saham perhotelan seringkali kurang likuid.

Emiten-emiten perhotelan yang beroperasi di Bali diantaranya: PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL), PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP), PT MNC Land Tbk (KPIG), dan PT Sanurhasta Mitra Tbk (MINA).

Sektor Telekomunikasi
Kebutuhan untuk telekomunikasi juga diperkirakan akan meningkat selama pertemuan berlangsung, mengingat acara ini diliput oleh banyak sekali media, baik dalam maupun luar negeri.

Untuk itu, saham-saham emiten telekomunikasi yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Indosat Tbk (ISAT) bisa dilirik.

Khusus untuk saham ISAT, investor mungkin perlu berhati-hati dalam melakukan transaksi. Pasalnya, ada sentimen negatif yang menyelimuti perusahaan yakni mundurnya sang Direktur Utama Joy Wahjudi. Pada 26 September lalu, induk usaha Indosat yakni Ooredoo Asia Pte. Ltd resmi mengumumkan pengunduran diri Joy dari jabatannya karena alasan pribadi.

Sektor Restoran
Terakhir, sektor yang berpotensi meraup untung dari pertemuan IMF-World Bank adalah restoran. Beberapa emiten sektor tersebut yang memiliki bisnis di bali diantaranya: PT Map Boga Adiperkasa Tbk (MAPB), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), dan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).

Sebagai informasi, MAPB mengoperasikan sejumlah franchise internasional di Indonesia yakni Starbucks, Pizza Express, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery, dan Godiva. Sebanyak 79,1% saham MAPB dimiliki oleh MAPI. Sementara itu, PZZA mengoperasikan gerai Pizza Hut di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Bali.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Cantiknya Para Wanita Berkimono Saat Pembukaan Bursa Tokyo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular