4 Saham Paling Buntung 9 Bulan 2018, Harga Turun Lebih 80%

hps, CNBC Indonesia
01 October 2018 12:15
Selama periode tersebut tercatat empat saham yang turun lebih dari 80% selama periode tersebut.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakara, CNBC Indonesia - Tak terasa 2018 sudah lewat sembilan bulan, kinerja sejumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selama periode tersebut tercatat empat saham yang turun lebih dari 80% selama periode tersebut.
BNBR
Saham PT Bakrie Brothers Tbk (BNBR) tercatat turun paling dalam tiga kuartal, dimana penurunan harga saham perusahaan milik Grup Bakrie ini mencapai 90% menjadi Rp 50/saham.

BNBR sempat melakukan korporasi berupa reverse stock split dengan rasio 10:1. Ini artinya, setiap 10 unit saham BNBR akan digabungkan menjadi 1 unit.

Harga saham BNBR yang tadinya dihargai sebesar Rp 50/unit pun lantas naik menjadi Rp 500/unit. Setelah reverse stock split harga saham perseroan terus merosot.
TRIO
Saham berikutnya yang turun tajam adalah saham PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) turun 88,9% menjadi Rp 222/saham. Harga saham emiten yang bergerak dalam bisnis ritel yakni dengan menjual produk-produk telekomunikasi seperti smartphone sudah mengalami tekanan sejak awal tahun.
Lalu saham, PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) yang turun 82,64% ke level harga Rp 105/saham. PT Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) mulai melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Desember 2017 silam dengan harga Rp 150/saham. Perusahaan yang bergerak di bidang tambang batu bara ini diketahui melepas 3,1 miliar saham atau setara dengan 35,89% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Selepas IPO, saham DWGL sebenarnya sempat naik kencang sampai titik tertingginya di angka Rp 650/saham pada 27 Desember 2017. Namun selepas itu, harganya berangsur-angsur turun.

Perlu diketahui, DWGL merupakan salah satu anak usaha dari PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk (CNKO). Mengutip laporan keuangan konsolidasian periode kuartal 3 2017, CNKO diketahui memiliki saham DWGL sebesar 81%
SDMU
Terakhir adalah saham PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) yang turun 81,91% ke level harga Rp 85/saham. SDMU sempat merencanakan private placement dengan melepas 10% saham.

Hingga saat ini, perseroan masih mencari investor strategis yang akan menjadi pembeli siaga (standby buyer), dengan menargetkan dana Rp 30 miliar.

Nantinya, seluruh dana yang dihasilkan oleh penambahan modal tersebut akan digunakan perseroan untuk modal kerja dan operasional perseroan.



(hps/roy) Next Article Sahamnya Diburu Investor, Siapa Sebenarnya The Ning King?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular