
Rupiah Oh Rupiah, Begini Perjalanannya Sejak Awal Tahun
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
01 October 2018 12:58

Belum cukup sentimen negatif dari global, rupiah semakin tertekan dari sentimen dalam negeri. Tentu akar masalahnya berasal dari kondisi transaksi berjalan yang masih mengalami defisit.
Pada tahun 2018 ini, defisit transasi berjalan Indonesia cukup dalam. Bahkan di kuartal II 2018, defisit transaksi berjalan mencapai 3% dari PDB atau terdalam sejak kuartal II 2014 yang mencapai 4,2% dari PDB.
Membengkaknya defisit salah satunya diakibatkan neraca perdagangan yang masih minus. Selama tahun ini saja, neraca perdagangan hanya mengalami surplus di bulan Maret dan Juni dan selebihnya mengalami minus
bahkan kuartal III ini, neraca perdagangan mengalami defisit terbesar di Juli 2018 yang mencapai US$ 2,03 miliar. Hal ini memicu proyeksi jika defisit transaksi berjalan pada periode tersebut akan lebih dalam.
Pasalnya dari sisi neraca finansial, aliran modal di Indonesia juga cenderung keluar. Terlihat transaksi asing di pasar saham yang didominasi aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp 50 triliun lebih sejak awal tahun. Maka, proyeksi defisit transaksi berjalan di kuartal III lebih dalam bisa saja terjadi.
Defisit yang belum membaik jadi preseden buruk di mata investor. Akibatnya, rupiah pun terkena imbasnya sehingga menembus level psikologis Rp 14.900/US$ atau terlemah sejak krisis moneter Juli 1998
Pages
Most Popular