Obligasi Menguat Didongkrak Masuknya Asing

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
28 September 2018 18:45
Harga obligasi rupiah pemerintah menguat pada perdagangan efek hari ini.
Foto: Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat pada perdagangan efek hari ini, yang masih diiringi reaksi positif pelaku pasar terhadap penaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dan aliran masuk investor asing. 

Merujuk data Reuters, menguatnya harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield). Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. Seri yang paling menguat adalah seri 20 tahun, yang mengalami penurunan yield 5 basis poin (bps) menjadi 8,6%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Seri lain juga menguat yaitu 5 tahun dan 15 tahun yang mengalami penurunan yield sebesar 3 bps menjadi 8,15% dan 8,35%. Penguatan pasar obligasi terjadi sejak kemarin ketika suku bunga acuan Bank Indonesia yaitu 7DRRR dinaikkan, sebagai reaksi terhadap kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat yaitu The Fed Fund Rate (FFR).

Porsi investor asing juga masih mencatatkan hitungan positif sejak akhir bulan lalu. Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 849,43 triliun SBN rupiah (36,83% dari total beredar Rp 2.306 triliun). Angka itu mencerminkan masih adanya selisih positif Rp 6,36 triliun dibanding posisi akhir bulan lalu, yang berarti ada dana segar asing masuk ke pasar obligasi pemerintah AS.
 
Yield Obligasi Negara Acuan 28 Sep 2018
SeriBenchmarkYield 27 Sep 2018 (%) Yield 28 Sep 2018 (%)Selisih (basis poin)
FR00635 tahun8.1978.158-3.90
FR006410 tahun8.2088.2080.00
FR006515 tahun8.3938.357-3.60
FR007520 tahun8.6588.606-5.20
Avg movement-3.18
Sumber: Reuters  

Penguatan  pasar obligasi pemerintah hari ini juga tercermin pada harga obligasi wajarnya, yang tercemin oleh kenaikan indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA). Indeks tersebut naik 0,68 poin (0,3%) menjadi 229,24 dari posisi kemarin 228,56. Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 517 bps, melebar dari posisi kemarin 515 bps.

Yield US Treasury 10 tahun mencapai 3,03% karena adanya apresiasi di pasar obligasi AS. Spread yang masih lebar (di atas level psikologis 500 bps), ditambah faktor turunnya yield US Treasury, seharusnya dapat membuat investor global menilai perlu menyeimbangkan (rebalancing) portofolionya dalam jangka pendek. 

Rebalancing tersebut membuat investasi di pasar SBN rupiah menjadi sedikit lebih menarik karena lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya. Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar nilai tukar mata uang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik hingga penutupan tadi sore sebesar 0,8% menjadi 5.976, dan nilai tukar rupiah menguat 0,08% menjadi Rp 14.900 di hadapan dolar AS.

Padahal, Dollar Index yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan mata uang dominan negara lain menguat 0,48% menjadi 95,950 sore ini.   

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/wed) Next Article Pemerintah Cari Utang Dolar Lagi, Uangnya Buat Buyback

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular