Sikapi Positif Suku Bunga BI, Pasar Obligasi Menguat

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
28 September 2018 11:19
Seri acuan yang paling menguat adalah seri acuan 20 tahun, yang sekaligus menekan yield-nya sebesar 3 basis poin (bps) menjadi 8,62%.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini, pasca penaikan suku bunga acuan Bank Indonesia. 

Merujuk data Reuters, menguatnya harga surat berharga negara (SBN) itu tercermin dari mayoritas pergerakan empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. Seri acuan yang paling menguat adalah seri acuan 20 tahun, yang sekaligus menekan yield-nya sebesar 3 basis poin (bps) menjadi 8,62%.

Besaran 100 bps setara dengan 1%. Seri 5 tahun dan 15 tahun juga menguat, dengan pergerakan yield sebesar 1 bps menjadi 8,18% dan 8,37%. Di sisi lain, seri yang biasanya paling sering dijadikan acuan pasar dan paling sering ditransaksikan yaitu seri FR0064 bertenor 10 tahun justru stagnan hingga siang ini.  

Yield Obligasi Negara Acuan 28 Sep 2018
SeriBenchmarkYield 27 Sep 2018 (%) Yield 28 Sep 2018 (%)Selisih (basis poin)
FR00635 tahun8.1978.181-1.60
FR006410 tahun8.2088.2080.00
FR006515 tahun8.3938.378-1.50
FR007520 tahun8.6588.623-3.50
Avg movement-1.65
Sumber: Reuters  

Apresiasi SBN hari ini juga membuat selisih(spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa menyempit 515 bps. Yield US Treasury 10 tahun mencapai 3,05%. 

Spread yang masih lebar (di atas level psikologis 500 bps), seharusnya dapat membuat investor global menilai perlu menyeimbangkan (rebalancing) portofolionya dalam jangka pendek.

Rebalancing tersebut membuat investasi di pasar SBN rupiah menjadi sedikit lebih menarik karena lebih murah dibandingkan dengan sebelumnya. 

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 844,47 triliun SBN rupiah, berporsi 36,93% dari total beredar Rp 2.286 triliun.

Angka itu masih naik Rp 11,32 triliun dari posisi akhir bulan lalu, yang mencerminkan masih adanya aliran dana asing yang masuk ke pasar SBN. 

Penguatan di pasar surat utang hari ini juga terjadi di pasar ekuitas dan pasar nilai tukar mata uang.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,43% menjadi 5.954 hingga siang ini, dan rupiah menguat tipis 0,08% menjadi Rp 14.900 per dolar AS.   

TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Investor Asing Berpeluang Banjiri Pasar SBN di 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular