Analisis Teknikal

Jual Anak Usaha, Simak Proyeksi Pergerakan Saham Danamon

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
27 September 2018 14:58
Danamon mendapatkan dana sebesar Rp 3,9 triliun dari menjual 70% saham Asuransi Adira.
Foto: CNBC Indonesia/Monica Wareza
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) telah menandatangani perjanjian penjualan dan penyertaan saham bersyarat (conditional sales and subscription agreement/CSSA), untuk menjual 70% saham anak usaha PT Asuransi Adira Dinamika kepada Zurich Insurance Company LTd.

Zurich mengakuisisi 80% saham Asuransi Adira yang terdiri dari 70% saham milik Bank Danamon dan 10% saham milik pemegang saham mayoritas. Dari transaksi pelepasan 70% saham Asuransi Adira tersebut, Bank Danamon mendapatkan dana segar senilai Rp 3,9 triliun.

"Zurich telah menjadikan Asia Pasifik sebagai mesin pertumbuhan utama untuk Grup, dan Indonesia adalah pasar utama bagi kami. Transaksi hari ini membuktikan komitmen kami kepada Indonesia dan merupakan peluang yang baik untuk memperluas keberadaan kami di wilayah ini, dan membantu lebih banyak lagi nasabah untuk memenuhi kebutuhan asuransi mereka, "tutur Jack Howell, Chief Executive Officer Zurich untuk Asia Pasifik.

Hingga berita ini dibuat, saham BDMN hanya mengalami kenaikan 75 poin (+1.05%) pada harga Rp 7.200/unit saham. Jika dilihat dari awal tahun, kinerja saham BDMN naik 1,41%, lebih baik dari kinerja sektor keuangan yang masih terkoreksi 5,67%.

Bagaimana pergerakan saham BDMN kedepannya? Tim Riset CNBC Indonesia membuat analisis secara teknikal dengan hasil sebagai berikut:

Foto: Pergerakan saham Bank Danamon (CNBC Indonesia)

Jika dilihat dari awal tahun, harga saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) terlihat bergerak menyamping (sideways), dengan harga penopangnya (support) berada di Rp 6.000/unit, kemudian harga penghalangnya (resistance) berada di Rp 7.200/unit.

Namun demikian, jika dilihat dalam jangka menengah atau sejak Rabu (23/5/2018), harganya cenderung naik (uptrend), hal tersebut dapat dilihat dari grafik di mana terlihat puncak-puncak  harga (peak) selalu ditutup lebih tinggi dari sebelumnya.

Ada potensi BDMN masih akan mengalami kenaikan dalam jangka pendek (1-2) pekan ke depan, mengingat harganya masih mempunyai kecenderungan menguat, dengan mampu bergerak di atas garis reratanya selama 10 dan 20 hari (MA 10 dan MA 20), menurut indikator rerata pergerakan (moving average/MA).

Ruang kenaikan juga masih ada, dikarenakan belum memasuki area jenuh belinya (overbought) menurut indikator teknikal stochastic slow.
 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(roy) Next Article Duh! Laba Danamon Turun Hampir 73% Tersisa Rp 1T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular