Pertemuan The Fed Direspons Positif, IHSG ke Zona Hijau
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
27 September 2018 09:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka melemah tipis 0,03%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan cepat bergerak ke zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, IHSG menguat 0,44% ke level 5.899,11.
Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat: indeks Nikkei naik 0,18%, indeks Strait Times naik 0,46%, indeks Hang Seng naik 0,2%, dan indeks Kospi naik 0,55%.
Sempat direspon negatif di bursa saham Benua Kuning, hasil pertemuan bank sentral AS alias the Federal Reserve kini direspon positif. The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25bps menjadi 2-2,5%. The Fed pun sudah melihat kebijakan suku bunga tidak lagi bersifat akomodatif, tetapi cenderung ketat.
Lebih lanjut, normalisasi pada tahun ini tetap diperkirakan belum selesai, namun masih ada 1 kali lagi yakni pada bulan Desember. Berdasarkan dot plot versi terbaru, jumlah anggota FOMC yang memperkirakan kenaikan suku bunga acuan pada akhir tahun naik menjadi 12 orang, dari yang hanya 8 orang pada bulan Juni lalu.
Perhatian pelaku pasar nampaknya tertuju kepada proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dikerek naik tinggi oleh bank sentral. Pada tahun ini, the Fed memproyeksikan ekonomi AS tumbuh sebesar 3,1%, dari yang sebelumnya hanya 2,8% pada proyeksi bulan Juni. Untuk tahun 2019, proyeksi pertumbuhan ekonomi dinaikkan sebesar 0,1% menjadi 2,5%. Sementara untuk tahun 2020, proyeksinya adalah tetap di level 2%.
Pelaku pasar memandang bahwa terlepas dari pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi hingga menembus level 3% pada tahun ini, the Fed tak terlihat semakin Hawkish. Kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini tetap diproyeksi sebanyak 4 kali, sementara untuk tahun 2019 tetap 3 kali. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi pasar saham.
Masih dari sisi eksternal, perang dagang AS-Kanada menjadi risiko yang perlu diperhatikan pelaku pasar. Kemarin (26/9/2018), Trump mengatakan bahwa dia telah menolak undangan dari pihak Kanada untuk melakukan dialog empat mata dengan Perdana Menteri Justin Trudeau.
Trump mengatakan bahwa penolakannya didasari oleh sikap Trudeau yang tak mau mengalah dalam negosiasi terkait dengan perubahan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Sebelumnya pada hari Selasa (25/9/2018), U.S. Trade Representative Robert Lighthizer mengatakan bahwa AS siap untuk menanadatangani kesepakatan NAFTA yang baru tanpa Kanada. AS berencana menandatangani kesepakatan baru NAFTA sebelum Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto meninggalkan posisinya pada 30 September mendatang.
Berbeda dengan Meksiko yang sudah menyetujui kerangka NAFTA yang baru dengan AS, Lighthizer mengatakan bahwa negosiasi dengan Kanada tetap berada dalam fase kebuntuan. Jika Kanada tak kunjung bergabung, maka perjanjian trilateral tersebut akan menjadi sebuah perjanjian bilateral.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Normalisasi The Fed Tak Buat Rupiah Melemah, IHSG Menguat
Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat: indeks Nikkei naik 0,18%, indeks Strait Times naik 0,46%, indeks Hang Seng naik 0,2%, dan indeks Kospi naik 0,55%.
Sempat direspon negatif di bursa saham Benua Kuning, hasil pertemuan bank sentral AS alias the Federal Reserve kini direspon positif. The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25bps menjadi 2-2,5%. The Fed pun sudah melihat kebijakan suku bunga tidak lagi bersifat akomodatif, tetapi cenderung ketat.
Perhatian pelaku pasar nampaknya tertuju kepada proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dikerek naik tinggi oleh bank sentral. Pada tahun ini, the Fed memproyeksikan ekonomi AS tumbuh sebesar 3,1%, dari yang sebelumnya hanya 2,8% pada proyeksi bulan Juni. Untuk tahun 2019, proyeksi pertumbuhan ekonomi dinaikkan sebesar 0,1% menjadi 2,5%. Sementara untuk tahun 2020, proyeksinya adalah tetap di level 2%.
Pelaku pasar memandang bahwa terlepas dari pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi hingga menembus level 3% pada tahun ini, the Fed tak terlihat semakin Hawkish. Kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini tetap diproyeksi sebanyak 4 kali, sementara untuk tahun 2019 tetap 3 kali. Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi pasar saham.
Masih dari sisi eksternal, perang dagang AS-Kanada menjadi risiko yang perlu diperhatikan pelaku pasar. Kemarin (26/9/2018), Trump mengatakan bahwa dia telah menolak undangan dari pihak Kanada untuk melakukan dialog empat mata dengan Perdana Menteri Justin Trudeau.
Trump mengatakan bahwa penolakannya didasari oleh sikap Trudeau yang tak mau mengalah dalam negosiasi terkait dengan perubahan North American Free Trade Agreement (NAFTA). Sebelumnya pada hari Selasa (25/9/2018), U.S. Trade Representative Robert Lighthizer mengatakan bahwa AS siap untuk menanadatangani kesepakatan NAFTA yang baru tanpa Kanada. AS berencana menandatangani kesepakatan baru NAFTA sebelum Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto meninggalkan posisinya pada 30 September mendatang.
Berbeda dengan Meksiko yang sudah menyetujui kerangka NAFTA yang baru dengan AS, Lighthizer mengatakan bahwa negosiasi dengan Kanada tetap berada dalam fase kebuntuan. Jika Kanada tak kunjung bergabung, maka perjanjian trilateral tersebut akan menjadi sebuah perjanjian bilateral.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Normalisasi The Fed Tak Buat Rupiah Melemah, IHSG Menguat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular